kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tarif listrik picu inflasi April 2017


Selasa, 02 Mei 2017 / 13:05 WIB
Tarif listrik picu inflasi April 2017


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices) lagi-lagi menjadi sumber utama inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,93% dengan andil 0,22%. Bahkan, laju inflasinya mendekati inflasi kelompok itu pada Januari 2017 lalu yang mencapai 1,09%.

Seperti diketahui, inflasi April 2017 tercatat 0,09%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) bulan Maret lalu menjadi penyebab utamanya, khususnya karena pelanggan pasca bayar. Ia menyebut, persentase pelanggan pasca bayar mencapai 17,18%. Sementara pelanggan pra bayar hanya sebesar 12,25%.

Tak hanya itu, pemakaian listrik oleh pelanggan pasca bayar juga lebih besar, yaitu mencapai 2,3 kali dari pemakaian listrik pelanggan pra bayar.

"Karena itu dampak kenaikan listrik di April ini jadi lebih besar dibanding Maret," kata Suhariyanto saat konferensi pers, Selasa (2/5).

Tak hanya itu, ia juga menyebut inflasi April juga disumbang oleh inflasi yang terjadi pada kelompok makanan jadi sebesar 0,12% karena kenaikan harga rokok kretek dan rokok kretek filter dengan andil 0,01%. Tetapi kelompok ini juga menyumbang deflasi dari penurunan harga gula pasir dengan andil 0,02%.

Kelompok sandang juga mencatat inflasi sebesar 0,49%, karena kenaikan harga emas perhiasan. Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,08%, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar dengan inflasi 0,03%.

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan juga mencatat inflasi sebesar 0,27% karena kenaikan tarif angkutan udara di 31 kota dengan andil 0,02% dan kenaikan harga bensin serta tarif pulsa ponsel dengan andil masing-masing 0,01%.

Sementara kelompok bahan makanan lagi-lagi mengalami deflasi sebesar 1,13% karena penurunan harga cabai merah dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,09%, bawang merah 0,08%, beras 0,02%, serta beberapa komoditas lain dengan andil 0,01% seperti daging sapi, ikan segar, telur ayam ras, beberapa sayuran, dan minyak goreng.

Deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan April 2017 menjadi deflasi terbesar dibanding Februari dan Maret yang masing-masing sebesar 0,31% dan 0,66%.

Dengan demikian, komponen inflasi inti April tercatat sebesar 0,13%, administered prices 1,27% dan harga pangan yang bergejolak mengalami deflasi 1,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×