Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan indeks harga konsumen (IHK) April pada Selasa (2/5) nanti. Sebagian besar ekonom meramal, deflasi IKH di MAret 2017 yang sebesar 0,02% tak berlanjut ke bulan April 2017. Tetapi, satu ekonom memproyeksi IHK April 2017 masih mencatatkan deflasi.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memproyeksi, inflasi April 2017 mencapai 0,06% sehingga inflasi tahunan April melebihi angka 4%, yaitu mencapai 4,14% year on year (YoY). Angka itu juga naik dari inflasi tahunan Maret 2017 yang tercatat 3,61% YoY
Menurut Lana, inflasi rendah tersebut dipicu oleh adanya kenaikan harga makanan jadi. Sementara pangan, masih berpotensi mengalami deflasi yang cukup besar.
"Ada kenaikan di non bahan makanan, yaitu di makanan jadi. Bisa jadi karena sudah mulai ada persiapan puasa," kata Lana kepada KONTAN belum lama ini.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,31% di Maret lalu. Tak hanya itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mencatat inflasi 0,3%. Sementara kelompok bahan makanan mencatat deflasi besar, yaitu 0,66%.
Ekonom SKHA Institute for Gobal Competitivenss Eric Sugandi juga memproyeksi IHK April tahun ini mencatat inflasi rendah 0,05% dengan inflasi tahunan sebesar 4,1% YoY.
Eric melihat, inflasi tersebut masih dipicu oleh kenaikan harga yang diatur pemerintah (administered prices), terutama karena masih adanya dampak kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang terjadi di Maret. Tetapi masih bisa diredam oleh turunnya harga pangan karena panen," tambah dia.
Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksi inflasi April 2017 sebesar 0,03% dan 4,11% YoY. Sementara Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) eko Listoyanto meramal inflasi April 0,08% dan 4,16% YoY.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede justru memproyeksi IHK April masih melanjutkan deflasi bulan sebelumnya, yaitu sebesar 0,05% sehingga inflasi tahunan April mencapai 4,03% YoY. Deflasi IHK lanjut dia terutama disumbang oleh deflasi komponen bahan makanan bergejolak seiring dengan masih adanya panen raya.
"Komoditas penyumbang deflasi pada kelompok volatile foods, antara lain cabai merah, bawang merah, dan beras," kata dia.
Sedangkan Ekonom Development Bank of Singapore Gundy Cahyadi memproyeksi, inflasi tahunan April 2017 lebih rendah lagi, yaitu sebesar 3,9% YoY. Gundy juga meramal bahwa inflasi akhir tahun bisa melebihi angka 5% YoY.
Menurutnya, harga transportasi dan perumahan masing-masing melonjak 3,1% YoY dan 3,7% YoY pada Februari 2017. Keduanya berada di level tertinggi masing-masing sejak akhir 2015," kata dia.
Gundy bilang kenaikan inflasi ke depan sejalan dengan harga minyak yang relatif lebih tinggi tahun ini dan inflasi komponen rumahan karena penyesuaian TDL oleh pemerintah.
Bank Indonesia (BI) sendiri memproyeksi IHK April mengalami inflasi 0,08% dan 4,17% YoY berdasarkan hasil survei harga mingguan pekan keempat bulan tersebut. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, inflasi tersebut selain disumbang oleh dampak kenaikan TDL juga disumbang oleh kenaikan harga daging ayam.
"Sedangkan deflasi terjadi pada harga bawang merah dan sayur-sayuran. Volatile food kami tetap arahkan agar itu bisa dikelola di bawah 4%-5%," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News