kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Target Pertumbuhan Ekonomi dari Kandidat Capres Dinilai Sulit Tercapai, Ini Alasannya


Sabtu, 28 Oktober 2023 / 17:30 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi dari Kandidat Capres Dinilai Sulit Tercapai, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Kolase foto para bakal calon presiden dan wakil presiden: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga kandidat capres-cawapres Pemilu 2024 telah mendaftar ke KPU. Salah satu visi misi dan program yang ditunggu publik terkait bidang ekonomi.

Dalam dokumen visi misi para kandidat capres-cawapres, pasangan calon Anies-Muhaimin menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% - 6,5% per tahun. 

Berikutnya, pasangan calon Ganjar-Mahfud MD menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7%.

Sementara itu, dalam dokumen visi-misinya, Prabowo-Gibran tidak mencantumkan target pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai jika nantinya terpilih.

Baca Juga: Tiga Kandidat Capres Dinilai Belum Teruji dalam Pengentasan Kemiskinan

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, target lebih dari 5% memang dibutuhkan untuk menyerap tambahan tenaga kerja. Apalagi ke depan Indonesia dihadapi tantangan perkembangan teknologi terkait automatisasi dan artificial intelligence (AI).

David menilai, dari visi misi ketiga kandidat, tidak terlihat secara detil bagaimana blue print untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut. 

Sebab, banyak program-program belanja yang menyasar spesifik bidang atau sektor tertentu. Akan tetapi tidak dijelaskan bagaimana mendorong kenaikan penerimaan negara dan bagaimana mengakselerasi ekonomi ke depan.

Menurutnya, problem-problem krusial yang dihadapi saat ini belum dipetakan. Seperti persoalan daya saing industri, penyerapan tenaga kerja, serbuan barang impor, rendahnya skill tenaga kerja, ekonomi yang orientasinya berat ke komoditas mentah dan lainnya.

"Di sisi lain tidak ada peta jalan industrial policy ke depan," ujar David kepada Kontan baru-baru ini.

Baca Juga: Pemerintah Memperkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat di Kuartal III-2023

Lebih lanjut David mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5% sebenarnya merupakan pertumbuhan minimal tanpa melakukan apapun. Karena sektor konsumsi yang porsinya sekitar 60% saja kalau rata-rata tumbuh 5% maka dari sektor tersebut saja sudah berkontribusi 3%.

"Untuk mencapai pertumbuhan lebih dari 5% dibutuhkan peningkatan investasi. Porsi investasi dalam ekonomi yang sekarang hanya sekitar 30% perlu ditingkatkan hingga ke arah 40% porsinya dalam ekonomi," jelas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×