Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kandidat calon presiden (capres) pada pemilu 2024 mengerucut pada tiga nama. Salah satu hal yang dinilai menjadi tantangan bagi kandidat capres adalah terkait pengentasan kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2013 atau sebelum dipimpin Ganjar Pranowo, angka kemiskinan Jawa Tengah 14,56% atau 4,73 juta penduduk miskin.
Pada Maret 2023, jumlah penduduk miskin Jawa Tengah menjadi 3,79 juta orang atau 10,77%.
Baca Juga: Ini Asal Muasal Persoalan Jokowi dengan PDI-P Versi Adian Napitupulu
Kemudian, pada September 2017 atau sebelum dipimpin Anies Baswedan, warga miskin di Jakarta tercatat sebanyak 393,13 ribu atau 3,78%.
Pada September 2022, jumlah penduduk miskin di Jakarta tercatat 494,93 ribu atau 4,61%.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, yang bisa dipelajari adalah track record dalam koordinasi program kemiskinan yang seringkali terhambat masalah ego sektoral, data hingga teknis lapangan.
Bhima menilai, jika punya pengalaman kepala daerah seperti Ganjar dan Anies, mungkin lebih mudah soal tantangan birokrasi.
Baca Juga: Pendaftaran Capres Selesai, Begini Ekspektasi Pasar Soal Pemilu
Akan tetapi, bagi Prabowo misalnya, meski tidak punya pengalaman menjabat sebagai kepala daerah, bukan berarti tidak memiliki kesempatan mengatasi masalah kemiskinan.
Menurut Bhima, mungkin program pengentasan kemiskinannya lebih berani, dan terukur masuk di visi misi dan program aksi.
"Dalam hal kemiskinan ketiganya masih perlu diuji ya karena pengalaman di Jawa Tengah atau DKI Jakarta akan berbeda misalnya dalam menangani masalah kemiskinan di Papua," ujar Bhima kepada Kontan, Kamis (26/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News