kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tapering off bisa pengaruhi beban bunga utang Indonesia


Minggu, 27 Juni 2021 / 20:19 WIB
Tapering off bisa pengaruhi beban bunga utang Indonesia
ILUSTRASI. Tapering off bisa pengaruhi beban bunga utang Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Seiring dengan perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat dari perkiraan, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) melemparkan sinyal akan melakukan normalisasi stimulus moneter (tapering off).

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, tentu tapering off yang dilakukan oleh The Fed ini bisa memengaruhi kondisi beban bunga utang Indonesia. 

“Tentu saja, karena kalau bicara soal beban utang, utamanya dari sisi nominal yang bisa meningkat karena ada penyesuaian yield dan dari potensi pelemahan nilai tukar rupiah yang bisa menyebabkan naiknya beban bunga utang,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (27/6). 

Namun, Riefky mengatakan bahwa potensi ke peningkatan beban bunga utang belum akan dirasakan tahun ini. Pasalnya, dalam jangka pendek berbagai otoritas sudah memiliki berbagai instrumen (tools). 

Baca Juga: Perlu waspada, tapering The Fed bisa ancam beban bunga utang pemerintah

Sebut saja Bank Indonesia (BI) yang masih memiliki cadangan devisa jumbo yang bisa digunakan sebagai bantalan ketika terjadi depresiasi nilai tukar rupiah. 

Posisi cadangan devisa atau pada akhir Mei 2021 tercatat sebesar US$ 136,39 miliar. Meski memang turun US$ 2,4 miliar dari posisi tertingginya yang sebesar US$ 138,79 miliar, cadangan devisa ini diklaim masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. 

Selain itu, pemerintah juga dianggap tidak akan mungkin mengambil langkah menaikkan suku bunga pinjaman untuk menarik investor global. Karena takutnya, kalau dinaikkan ini nanti akan melemahkan pemulihan di sektor riil. 

Riefky kemudian berpesan, sebaiknya saat ini pemerintah menggunakan dana yang ada dengan sebaik-baiknya untuk memulihkan kesehatan. Karena memang sumber masalah adalah Covid-19 yang menyerang kesehatan, kemudian sosial, dan ekonomi. 

Baca Juga: Industri nikel masih penuh sentimen, simak rekomendasi sahamnya




TERBARU

[X]
×