kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.276   34,00   0,21%
  • IDX 7.084   36,91   0,52%
  • KOMPAS100 1.022   -6,48   -0,63%
  • LQ45 774   -12,02   -1,53%
  • ISSI 234   2,98   1,29%
  • IDX30 399   -6,75   -1,66%
  • IDXHIDIV20 460   -9,71   -2,07%
  • IDX80 114   -1,08   -0,94%
  • IDXV30 116   -0,81   -0,69%
  • IDXQ30 128   -2,96   -2,26%

Tapering off bisa pengaruhi beban bunga utang Indonesia


Minggu, 27 Juni 2021 / 20:19 WIB
Tapering off bisa pengaruhi beban bunga utang Indonesia
ILUSTRASI. Tapering off bisa pengaruhi beban bunga utang Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

Saat ini yang perlu dipikirkan adalah bukan tentang penyerapan setinggi-tingginya, tetapi apakah penyerapan yang cepat ini mampu efektif dalam memperbaiki kondisi kesehatan dan nantinya akan linier ke kondisi ekonomi. 

Apalagi, kondisi terkait Covid-19 ini masih belum stabil. Beberapa waktu lalu Indonesia sempat tenang akan penurunan kasus positif. Namun, sekarang angka kasus Covid-19 malah melonjak dan tentu saja ini akan mengganggu proses pemulihan ekonomi juga. 

“Harapannya ke depan, lebih balance. Tidak hanya kondisi ekonomi saja, tetapi bagaimana pemerintah bisa mengentaskan kesehatan. Harus ada penerapan yang efektif terkait rencana pemerintah memulihkan kesehatan,” tuturnya. 

Baca Juga: Cermati sentimen yang mempengaruhi pergerakan rupiah pada Senin (28/6)

Nah, yang perlu dikhawatirkan adalah efek tapering off pada beban bunga utang di tahun depan. Risikonya akan tambah tinggi, apalagi kalau pemulihan ekonomi tidak berjalan secara on track.

Plus, dalam jangka panjang Riefky juga masih belum melihat adanya ruang pengetatan yang bisa digunakan. “Sehingga, cara yang paling sehat adalah dengan pulihkan Covid-19 secepat mungkin sehingga sektor riil bisa cepat bangun dan ruang pengetatan bisa ada untuk menghadapi efek tapering off,” katanya. 

Lebih lanjut, Riefky memperkirakan kondisi beban bunga utang Indonesia pada tahun 2021 akan berada di kisaran Rp 350 triliun hingga Rp 370 triliun. Ini lebih tinggi dari posisi pada akhir 2020 yang sebesar Rp 314,1 triliun pada tahun 2020.  

Selanjutnya: Rupiah melemah dalam sepekan, ini pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×