kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Tahan BI rate, BI main likuiditas lawan inflasi


Kamis, 11 April 2013 / 16:37 WIB
Tahan BI rate, BI main likuiditas lawan inflasi
ILUSTRASI. Promo Traveloka 11.11 Deals 8-14 Nov 2021, Diskon Hotel 30%6 & Kupon s.d Rp1.1Juta


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya (BI rate) di level 5,75%. BI menilai tingkat BI rate tersebut masih konsisten dengan sasaran inflasi tahun 2013 dan 2014 yang sebesar 4,5% plus minus 1%.

Gubernur BI Darmin Nasution menuturkan, untuk mengantisipasi tekanan inflasi jangka pendek akibat kenaikan harga pangan, BI akan memperkuat operasi moneter. "Melalui penyerapan ekses likuiditas yang lebih besar ke tenor yang lebih jangka panjang," ujarnya dalam konferensi pers Kamis (11/4).

Ia menambahkan, meski inflasi tahunan pada Maret 2013 sudah mencapai 5,9% namun BI melihat hal ini bukan merupakan fenomena moneter. Menurut Darmin, inflasi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir lebih disebabkan karena terganggunya pasokan beberapa komoditas pangan seperti bawang putih dan bawang merah.

Sementara itu, Darmin bilang inflasi inti masih normal yaitu sebesar 4,21% pada bulan Maret 2013. Makanya, kata dia, jika pasokan kembali normal, maka kemungkinan besar harganya bakal kembali turun.

Deputi Gubernur BI Hartadi A.Sarwono menambahkan, jika  kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah menunjukkan hasilnya, maka tekanan infalsi yang berasal dari harga yang bergejolak akan turun dengan sendirinya. Bahkan, BI memperkirakan, jika pasokan bawang merah dan bawang putih kembali normal, masih ada kemungkinan deflasi. "Meski BI waspada adanya tekanan inflasi, tapi kami tahu ini akan bisa kembali normal," ujarnya.

Nah, untuk mengendalikan inflasi dalam jangka pendek, Hartadi bilang BI akan memperkuat operasi moneter dengan menyerap ekses likuiditas yang lebih besar. Dengan begitu, BI bisa menyerap uang berlebih yang ada di masyarakat. Apabila inflasi kembali normal, BI bilang uang tersebut bisa kembali lagi ke sistem perekonomian.

Hartadi menuturkan, beberapa instrumen moneter yang akan digunakan adalah term deposit baik term deposit valas dan rupiah, lelang SBI dan instrumen lainnya yang ada di Indonesia. Namun, Hartadi menekankan untuk saat ini BI akan lebih fokus pada pendalaman pasar melalui term deposit valas dan rupiah dan belum akan memperpanjang tenornya.

Sehingga, dalam waktu dekat BI akan menyerap likuiditas di pasar dengan volume yang lebih besar. Hanya saja, BI belum akan memperbanyak frekuensi lelangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×