kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Prabowo: Setelah Puluhan Tahun Indonesia Kembali Ekspor Beras dan Jagung


Jumat, 15 Agustus 2025 / 13:05 WIB
Prabowo: Setelah Puluhan Tahun Indonesia Kembali Ekspor Beras dan Jagung
ILUSTRASI. Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD RI 2025 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (15/8/2025). Prabowo Subianto mengklaim di bawah kepemimpinannya Indonesia kembali melakukan ekspor beras dan jagung pada tahun ini.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto mengklaim di bawah kepemimpinannya Indonesia kembali melakukan ekspor beras dan jagung pada tahun ini. 

Hal itu disampaikan langsung dalam pidato kenegaraan Prabowo di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI, Jum'at (15/8). 

Prabowo tidak menjelaskan data rinci berapa banyak impor yang telah dilakukan. Yang terang, kata dia, kebijakan ini dilakukan karena produksi pertanian yang meningkat. 

"Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung," kata Prabowo. 

Baca Juga: Prabowo: Negara Telah Kuasai Kembali 3,1 Juta Ha Lahan Sawit Ilegal

Prabowo melaporkan hingga Jum'at (15/8), stok cadangan beras nasional telah mencapai 4 juta ton, tertinggi dalam sejarah Indonesia. 

Tingginya pasokan ini menurutnya tak luput dari upaya pemerintah dalam menaikan harga beli gabah ditingkat pentani menjadi Rp 6.500/kg, agar mereka menikmati keuntungan yang berarti. 

"Saya perhatikan di mana-mana, para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat," jelasnya. 

Di lain sisi, pemerintah juga melakukan ekstensifikasi dengan membuka 2 juta hektar sawah baru di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera dan Papua Selatan serta daerah lainnya. 

Kemudian, pemerintah juga melakukan intensifikasi guna memutus ketergantungan pada impor. 

"Kami mendorong produksi pangan di desa-desa. Kami potong birokrasi penyaluran pupuk dan bisa langsung di salurkan dari pabrik ke petani-petani, dan memberi bantuan awal alat pertanian kepada para petani kita," ungkapnya. 

Baca Juga: Prabowo Klaim Pengangguran Turun ke Level Terendah Sejak Krisis 1998

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×