kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,51   -30,21   -3.13%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah mulai jadikan protokol kesehatan sebagai budaya kerja di PPATK


Jumat, 08 Januari 2021 / 09:00 WIB
Sudah mulai jadikan protokol kesehatan sebagai budaya kerja di PPATK


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Dian Ediana Rae berkomitmen menerapkan disiplin protokol kesehatan sejak awal pandemi hingga saat ini.

Penerapan protokol kesehatan ini juga dilakukan di lingkungan PPATK sejak awal pandemi. Misalnya, pada awal pandemi, PPATK menerapkan berbagai jenis masker yang dianggap aman, baik kain maupun masker medis. Saat ini, dengan normalnya penjualan masker medis, mayoritas pegawai PPATK menggunakan masker medis untuk alasan efektivitas dan efisiensi.

Dian mengatakan, penerapan protokol kesehatan di lingkungan PPATK sangat ketat. Semua pihak diawasi untuk selalu menggunakan masker. Bahkan, di ruang rapat, tidak hanya menggunakan masker tetapi juga wajib ditambahkan dengan penggunaan face shield, termasuk tamu.

“Kami menjadikan penerapan protokol covid sebagai bagian dari budaya kerja, budaya sosial dan budaya keluarga, yang terus kita tekankan,” kata Dian ketika dikonfirmasi, Kamis (7/1).

Baca Juga: Pemerintah siapkan anggaran hingga Rp 73 triliun untuk program vaksinasi corona

Dian mengajak masyarakat perlu menyadari bahwa keberhasilan mengatasi pandemi adalah dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan, baik di lingkungan kantor dan diluar. Sebab, sulit membuka kegiatan ekonomi dengan penuh selama masyarakat belum disiplin/menyadari manfaat protokol kesehatan untuk diri sendiri dan orang lain.

Senada, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengajak semua masyarakat untuk tetap taat menerapkan protokol kesehatan selama pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali. Sebab, penularan corona yang masih tinggi akan berdampak pada program vaksinasi yang akan dilakukan.

Wiku mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu lapisan proteksi yang akan dilakukan. Selain itu, masih ada lapisan proteksi lainnya seperti penerapan 3M, pelaksanaan 3T dan perilaku masyarakat yang membaik.

“Lapisan-lapisan itu adalah memperkuat kita, jadi pada saat kita melakukan vaksinasi tapi penularannnyaa tinggi maka akan sulit vaksinasi berjalan lancar,” kata Wiku dalam talkshow Implementasi PPKM Jawa-Bali: Kesiapan Pemerintah DI Yogyakarta dan Jawa tengah, Kamis (7/1).

Oleh karena itu, lanjut Wiku, penularannya harus ditekan. Penularan yang ditekan ini punya implikasi besar. Sebab, munculnya strain baru virus corona karena tingkat penularan tinggi. Hal ini yang membuat virus berusaha menyesuaikan diri.

Namun, jika tidak terjadi penularan, maka virus tidak bisa melakukan penyesuaian diri. Maka dengan menekan penularan, penerapan 3M dengan ketat dan PPKM seperti ini diharapkan dapat menekan penularan dan membuat semua kondisi terkendali.

“Sehingga vaksinasi bisa berjalan dengan baik,” kata Wiku.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, agar aspek kesehatan dan aspek ekonomi tidak usah dikonflikkan. Sebab, investasi kesehatan adalah juga untuk investasi ekonomi.

“Investasi ekonomi membutuhkan kesehatan. Bagaimana orang yang tidak sehat bisa melakukan aktivitas ekonomi kan tidak bisa. Jadi jangan dikonflikkan, kita bekerjasama dan ini adalah investasi awal,” tutur Wiku.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Duh, kasus virus corona di Indonesia bisa capai 2,5 juta jika tanpa intervensi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×