kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.193   52,26   0,73%
  • KOMPAS100 1.105   10,19   0,93%
  • LQ45 877   10,63   1,23%
  • ISSI 221   0,76   0,35%
  • IDX30 448   5,44   1,23%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 134   0,28   0,21%
  • IDXQ30 149   1,42   0,96%

Strategi Prabowo-Gibran Tekan Utang, Salah Satunya Efisiensi Penggunaan Subsidi


Kamis, 11 Januari 2024 / 13:10 WIB
Strategi Prabowo-Gibran Tekan Utang, Salah Satunya Efisiensi Penggunaan Subsidi
ILUSTRASI. Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, akan memperbaiki tata kelola utang pemerintah dengan menggunakannya hanya untuk sektor-sektor produktif saja.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, akan memperbaiki tata kelola utang pemerintah dengan menggunakannya hanya untuk sektor-sektor produktif saja.

Wakil Ketua  Tim Kampanye Nasional (TKN)  Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno menyampaikan, selain meningkatkan penerimaan negara untuk menekan tambahan utang baru, pihaknya juga akan melakukan penghematan subsidi.

Ia menambahkan, jika Prabowo-Gibran terpilih maka subsidi akan diefisiensikan untuk lebih tepat sasaran. Misalnya saja subsidi BBM jenis Pertalite, serta subsidi tabung gas LPG 3 kg.

“Banyak subsidi yang diberikan ke masyarakat tetapi tidak tepat sasaran. Misalnya Pertalite ini subsidinya tidak kecil Rp 73 triliun. Rp 93 triliun untuk LPG 3kg. Ini 80% yang menikmati masyarakat mampu,” tutur Eddy dalam acara Adu Strategi Kelola Utang Penerus Jokowi, Rabu (10/1).

Baca Juga: Rosan: Khofifah Resmi Jadi Juru Kampanye Nasional TKN Prabowo-Gibran

Eddy menyampaikan terdapat banyak cara yang bisa dilakukan agar penyaluran subsidi energi lebih tepat sasaran. Jika hal ini bisa dilakukan maka anggaran yang dikeluarkan pemerintah bisa lebih minim, sehingga pada muaranya utang pemerintah pun akan menurun.

Selain melakukan efisiensi subsidi, pihaknya juga akan melakukan penghematan anggaran di berbagai sektor.

Sementara itu, untuk meningkatkan penerimaan negara, rasio pajak Indonesia dari yang saat ini di level 10,4% akan dinaikan setidaknya 0,6% hingga 0,8% per tahun. Caranya adalah dengan ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan.

“Kalau kita mengikuti aturan yang ada sekarang saja dan kita tekun untuk ekstensifikasi dan intensifikasi kita bisa menaikkan tax ratio kurang lebih 0,6%-0,8% per tahun,” kata Eddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×