Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Pemerintah akan memaksimalkan penggunaan pinjaman siaga (stanby loan) dan carry over utang luar negeri yang belum terserap untuk membiayai peningkatan defisit APBN 2009. Dua pembiayaan tersebut dianggap paling bisa diandalkan mengingat ketatnya likuiditas saat ini.
Sekertaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Syahrial Loetan mengatakan hampir seluruh lembaga donor multilateral siap memberikan tambahan komitmen pinjaman dana siaga. Komitmen terutama untuk mendorong pemulihan ekonomi di Asia yang dianggap masih cukup kuat.
"Asia sekarang menjadi primadona dimana China, India, dan Indonesia menjadi lokomotif pertumbuhan. Artinya kalau yang positif ini melorot, maka akan lebih memperdalam krisis. Mereka tentunya mengupayakan agar semuanya tidak melorot," kata Syahrial di Jakarta, kemarin.
Menurut, Syahrial, pinjaman yang di-carry over tidak perlu membutuhkan komitmen baru lagi, tinggal pembicaraan saja dengan donor. Hanya saja berapa dana carry over yang ada, Syahrial belum mau mengatakannya. Sedangkan sampai saat ini pemerintah telah mengantongi komitmen pinjaman standby loan dari berbagai lembaga keuangan multilateral dan bilateral senilai US$ 5,5 miliar.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan defisit APBN 2009 dari 2,5% PDB atau sebesar Rp 132 triliun menjadi 2,6% atau sebesar Rp 137 triliun. Pelebaran defisit anggaran disebabkan penurunan pendapatan negara dan pemberian stimulus fiskal senilai Rp 71,3 triliun. Dua hal ini terjadi sebagai imbas krisis keuangan global dimana pendapatan negara diperkirakan turun sebesar 2,7% PDB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News