kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Sri Mulyani optimistis menatap ekonomi tahun depan


Rabu, 22 November 2017 / 22:07 WIB
Sri Mulyani optimistis menatap ekonomi tahun depan


Reporter: Siti Rohmatulloh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi mencetak angka pertumbuhan 7,1% seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang tercatat 5,06% year on year. Ada dua faktor yang dilihat berada di jalur berbeda dari kuartal sebelumnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan denyut investasi mulai muncul didukung impor bahan baku. Menurutnya ini merupakan konfirmasi adanya apresiasi positif terhadap fokus kerja pemerintah.

Pemerintah akan menjaga momentum pertumbuhan ke 5,4%. "Kita optimis, itu bisa tercapai meskipun kita mengenali down sight list," kata Sri Mulyani dalam keynote speech yang disampaikannya di Seminar Nasional Political Economy Outlook 2018 yang diadakan Indef, Rabu (22/11).

Hal-hal yang menurutnya perlu diantisipasi dari sisi global adalah pergerakan suku bunga negara-negara maju dan rebalancing yang dilakukan negara ekonomi terbesar kedua China. Selain itu, perubahan iklim juga perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi pola ketahanan pangan, ketersediaan energi, dan air.

Sementara dari sisi domestik, siklus politik tahun depan dapat dilewati dengan baik mengingat akan diadakan pemilihan kepala daerah di 171 daerah termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat serta Bali.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah kemajuan teknologi yang di-drive oleh generasi Z. Generasi ini dinilai dapat mengeluarkan banyak ekspresi yang menentukan mood, tone, dan confidence.

Persepsi mengenai daya beli juga perlu diwaspadai. Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan konsumsi 4,93% perlu diwaspadai namun tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.

"Pemerintah melakukan banyak massive program untuk menjaga daya beli terutama 20% kelompok masyarakat di piramida terbawah," kata Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×