kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani optimistis investasi tumbuh tinggi disokong kebijakan terpadu


Selasa, 30 Juli 2019 / 17:58 WIB
Sri Mulyani optimistis investasi tumbuh tinggi disokong kebijakan terpadu


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi investasi di Indonesia mengalami perbaikan di kuartal kedua 2019. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari ini, Selasa (30/7), melaporkan, realisasi investasi tumbuh 13,7% year-on-year (yoy) menjadi Rp 200,5 triliun. 

Realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 95,6 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 104,9 triliun.

Baca Juga: Pengembangan wisata di Danau Toba akan fokus pada tiga hal ini

Secara keseluruhan Januari-Juni 2019, total realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 395,6 triliun atau naik 9,4% yoy, dibandingkan Januari-Juni 2018 yang sebesar Rp 361,6 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah optimistis kinerja realisasi investasi akan terus membaik.“Terutama karena selesainya pemilu dan arah kebijakan Presiden Jokowi (Joko Widodo) yang ingin memacu investasi, ekspor, dan mendukung bidang pariwisata,” ujar Menkeu, Selasa (30/7). 

Di samping itu, Sri Mulyani memandang, berbagai bauran kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mendukung investasi akan menunjukkan dampak.

Dari sisi fiskal, beberapa kebijakan tersebut di antaranya Tax Holiday, Tax Allowance, penurunan tarif pajak penghasilan bagi sektor UMKM, hingga kemudahan dan percepatan restitusi pajak yang diharapkan mendorong gairah dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan berekspansi. 

“Kita juga baru saja menurunkan kebijakan insentif untuk bidang riset dan vokasi dengan harapan bisa memacu dunia usaha untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya dan usahanya,” lanjut Sri Mulyani. 

Baca Juga: Ekonom Core proyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini lebih rendah

Di samping itu, kebijakan-kebijakan pemerintah juga didukung oleh sinyal Bank Indonesia selaku bank sentral untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan seiring dengan tren secara global yang juga demikian.

Menurut Sri Mulyani, kebijakan yang terkoordinasi dan bersifat searah ini menimbulkan kepercayaan dan kepastian bagi investor sehingga tertarik untuk menanamkan modal di dalam negeri. 

“Dengan ekonomi yang stabil, arah kebijakan yang pasti, dan koordinasi kebijakan ekonomi makro dan mikro, fiskal dan moneter, sektor keuangan, semuanya harmonis dan satu arah ini semua menimbulkan confidence yang bagus,” ungkapnya.

Baca Juga: BI lanjutkan kebijakan moneter akomodatif untuk topang pertumbuhan ekonomi

Ia menilai beberapa contoh nyata mulai terlihat, antara lain komitmen investasi Uni Emirat Erab yang belum lama berkunjung ke Indonesia, melalui 9 kesepakatan kerja sama antar negara dan 3 kesepakatan business to business

“Kemarin juga ada Softbank yang berinvestasi ke Indonesia karena kita terkenal memiliki unicorn dan start-ups yang berpotensi menjadi unicorn, itu yang diincar,” pungkas Menkeu. 

Di sisi pariwisata, Presiden Jokowi juga serius dan semakin sering mengunjungi destinasi yang menjadi prioritas untuk diselesaikan akhir tahun ini seperti Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, maupun Borobudur. 

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan mengoptimalkan penggunaan APBN, APBD, maupun instrumen non-APBN untuk menarik investasi dan memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sejauh ini, ia meyakini kebijakan pemerintah merupakan langkah konkret untuk memastikan pertumbuhan investasi. 

Baca Juga: Pemerintah optimistis penanaman modal hingga akhir tahun ini capai Rp 792 triliun

“Kita berharap PMDN maupun PMA tetap terakselerasi setelah kemarin sempat ter-disrupt akibat kenaikan suku bunga global dan tekanan nilai tukar emerging market. Dengan situasi global dan domestik yang positif, momentum investasi tetap akan positif juga,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×