Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Jelang berakhirnya bulan Maret 2017, penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai masih lebih rendah ketimbang awal tahun 2016. Realisasi penerimaan Ditjen Bea Cukai hingga 24 Maret 2017 hanya senilai Rp 12,37 triliun. Padahal, target setoran Ditjen Bea Cukai pada tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 15,64 triliun.
Dari total penerimaan itu, cukai hasil tembakau menyumbang pendapatan negara senilai Rp 3,5 triliun, dan Rp 1 triliun dari cukai minuman berakohol dan alkohol. Jumlah pendapatan cukai hingga pekan ketiga Maret ini Rp 4,5 triliun masih jauh untuk menyamai pendapatan tiga bulan pertama 2016, yakni Rp 7,9 triliun.
Lalu untuk bea masuk juga masih mengalami kontraksi ketimbang periode hingga Maret 2016 yang mencatatkan pendapatan senilai Rp Rp 8,3 triliun. Nah saat ini, pendapatan bea masuk di pekan ketiga Maret 2017 sebanyak Rp 7,1 triliun.
Hanya bea keluar saja yang terkerek naik saat ini, yang menyumbang pendapatan untuk negara senilai Rp 775 miliar. Hasil ini naik ketimbang periode hingga Maret 2016 yang hanya menyumbang Rp 600 Miliar.
Deni Surjantoro, Kasubdit Komunikasi dan publikasi Ditjen Bea Cukai, menjelaskan, tren penurunan cukai karena dampakl langsung dari PMK 20 tahun 2015. "Karena dampak dari PMK 20 secara langsung mempengaruhi penerimanaan CHT (cukai hasil tembakau) yang berkontribusi 78% pada penerimaan Bea Cukai di Januari dan Febuari yang akibatnya mengalami kontraksi,"kata Deni pada KONTAN, Selasa (28/3).
Ia menyatakan Ditjen Bea Cukai akan mengeluarkan pelbagai jurus untuk mendongkrak pendapatan cukai tahun ini. Langkah yang pasti akan ditempuh ialah bekerjsama dengan Direktorat Jenderal Pajak.
"Kita pasti akan mengelurakan ekstra effort, lalu pastinya penguatan reform kepabeanan dan cukai. Selanjutnya yang pasti kami akan joint program dengan Ditjen Pajak,"pungkas Deni.
Belum ubah target
Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi menilai penurunan penerimaan ini sebagai hal yang wajar. Pasalnya itu sudah jadi siklus tahunan. Nah dia bilang biasany menginjak bulan ketiga, pendapatan sudah bisa mulai menanjak."Untuk dua bulan pertama ini memang pola barunya turun derastis, bulan tiga sudah mulai naik,"kata Heru (24/3).
Lesunya pendapatan hingga jelang akhir kuartal I 2017 ini juga tak membuat Ditjen Bea Cukai terburu-buru merevisi target pendapatan dari bea dan cukai yang di APBN 2017 ditargetkan Rp 191,23 Triliun
"Ini masih direview terus, nanti kita kalau terlau dini (merevisi) bisa mis leading. Biasanya kita revisi di semester pertama, karena harus masih harus diilhat lagi, kalau cuma tiga bulan (pertama) nanti keliru,"pungkas Heru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News