kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Setelah Komodo, pemerintah bakal banyak tawarkan proyek bandara ke investor asing


Kamis, 26 Desember 2019 / 22:00 WIB
Setelah Komodo, pemerintah bakal banyak tawarkan proyek bandara ke investor asing
ILUSTRASI. Resmi, konsorsium Cardig-Changi jadi pemenang proyek pengembangan Bandara Komodo. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/kye.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepastian proyek pengembangan Bandar Udara Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjawab sudah. Dengan diumumkannya pemenang lelang proyek senilai Rp 1,2 triliun, jaminan sebesar Rp 5 miliar, dan masa konsesi 25 tahun.

Adapun lelang proyek tersebut telah dimenangkan oleh konsorsium PT Cardig Aero Services Tbk, Changi Airport International PTE LTD, dan Changi Airports Mena PTE LTD.  Dalam hal ini PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) telah menerbitkan pernyataan kesediaan penjaminan/In Principle Approval (IPA) kepada proyek Bandar Udara Komodo.

Bandar Udara Komodo akan menjadi bandar udara pertama di Indonesia yang menggunakan skema proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan partisipasi investor asing. Untuk mendukung kelancaran proyek ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan dukungannya kepada Kementerian Perhubungan, selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK), melalui salah satu Special Mission Vehicle yaitu PT PII.

Baca Juga: Indonesia to offer more airport management projects to foreign firms in 2020

“Kehadiran PT PII sebagai penyedia penjaminan dalam struktur proyek Bandara Komodo ini, merupakan salah satu bentuk dukungan dari pemerintah, yang bisa meningkatkan confidence dengan menggunakan Special Mission Vehicle-nya Kementerian Keuangan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di kantornya, Kamis (26/12).

Ruang Lingkup yang dikerjasamakan dari Proyek KPBU Bandar Udara Komodo adalah merancang, membangun dan membiayai pembangunan seperti membangunan fasilitas sisi udara yang meliputi perpanjangan dan perkerasan landasan pacu, penambahan apron, stopway dan RESA.

Selain itu, ada pembangunan fasilitas sisi darat yang meliputi perluasan terminal penumpang domestik, pembangunan terminal penumpang internasional, kantor dan gedung, serta fasilitas pendukung lainnya.

Pemenang proyek ini juga harus memelihara seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo selama masa kerja sama dan menyerahkan seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo kepada PJPK pada saat masa kerja sama berakhir.

Baca Juga: Resmi, konsorsium Cardig-Changi jadi pemenang proyek pengembangan Bandara Komodo

Menkue bilang pengembangan Bandara Labuan Bajo dilakukan dalam rangka menyukseskan dan menunjang Kawasan Labuan Bajo NTT sebagai salah satu kawasan destinasi pariwisata superprioritas.

Salah satu tujuan dari proyek ini adalah meningkatkan jumlah penumpang sampai dengan 4 juta penumpang dan kargo sebesar 3.500 ton pada tahun 2044, serta untuk memperluas konektivitas nasional dan internasional.

Sri Mulyani menerangkan pembiayaan seluruhnya dari investor sama sekali tidak melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah ingin lebih banyak melibatkan investor asing agar muncul suatu confidence bahwa Indonesia adalah tempat yang prospek bagi dunia bisnis.

“Ini sejalan dengan lima destinasi prioritas, kami  harapkan di tahun 2020 seluruh aspek dari persiapan program tersebut harus sudah selesai. Salah satu yang jadi titik kritis adalah di Bandar Udara Komodo,” ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×