kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sektor transportasi butuh dana Rp 1.269 triliun


Selasa, 22 April 2014 / 18:03 WIB
Sektor transportasi butuh dana Rp 1.269 triliun
ILUSTRASI. Pelaku pasar kembali tak yakin dengan mata uang negara berkembang lantaran kasus Covid-19 di China kembali naik. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/18


Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sektor transportasi tengah disusun pemerintah. Ada tiga skenario untuk membiayai proyek infrastruktur bidang transportasi dengan jumlah yang bervariasi.

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan dalam RPJMN lima tahun ke depan, kebutuhan anggarannya sangat bervariasi. Pertama hasil studi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar Rp 1.269 triliun.

Kedua, skenario awal dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang mengatakan kebutuhan dana sektor transportasi mencapai Rp 863 triliun.

Ketiga, skenario bottom up yakni menyusun anggaran dari internal Kemhub dari tiap Direktorat Jenderal (ditjen) untuk diakumulasikan dan sampai saat ini masih dihitung.

"Dari ketiga skenario itu, kami akan melakukan penajaman lagi dan diharapkan Juli atau Agustus nanti angka finalnya sudah ditetapkan," ujar Bambang, Selasa (22/4).

Kendati belum diputuskan, tapi Bambang menyebut angka studi Bappenas-JICA sebesar Rp 1.269 triliun adalah angka yang paling masuk akal. Dari jumlah itu, komposisinya akan diseimbangkan untuk transportasi darat, laut, udara, dan kereta api.

"Swasta akan didorong untuk berkontribusi 2/3 dari total kebutuhan anggaran dan sisanya dari pemerintah," paparnya. Selama ini, kontribusi swasta, BUMN, dan BUMD masih rendah dan diharapkan bisa meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×