kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Indonesia Berpeluang Kembangkan Sovereign Wealth Fund Syariah dengan Negara Timteng


Kamis, 14 Agustus 2025 / 05:35 WIB
Indonesia Berpeluang Kembangkan Sovereign Wealth Fund Syariah dengan Negara Timteng
ILUSTRASI. Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan skema investasi sovereign berbasis syariah bersama mitra dari Timur Tengah.. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/app/nz


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID–JAKARTA. Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo menilai, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan skema investasi sovereign berbasis syariah bersama mitra dari Timur Tengah.

Menurut Banjaran, Indonesia yang saat ini sudah memiliki sovereign wealth fund (SWF) yang kuat dari sisi permodalan, yakni Danantara. 

“Tinggal dibuatkan skema co-investment atau kerja sama investasi dengan mitra dari Timur Tengah,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (13/8).

Hal ini merespons pernyataan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti melihat adanya peluang untuk Indonesia membentuk Sovereign Wealth Fund (SWF) berbasis syariah untuk menampung aliran dana investasi dari negara-negara Timur Tengah. 

Baca Juga: BI Kaji Pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) Berbasis Syariah

“Kalau pasar keuangan syariah tidak dalam, itu akan menghambat pembangunan. Termasuk juga dana dari luar, dari negara Arab yang ingin masuk ke sini, mereka membutuhkan wadah yang memenuhi prinsip syariah. Kita belum ada. Kalau di dalam tim saya berbicara, kita coba yuk bikin Sovereign Wealth Fund (SWF) yang Syariah gitu,” ujar Destry dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah, Rabu (13/8).

Lebih lanjut, Banjaran menyebut setidaknya ada tiga alasan mengapa skema investasi sovereign syariah tepat untuk segera disiapkan.

Pertama, momentum. Indonesia baru saja membentuk SWF dengan modal sangat kuat, sementara investor institusi di negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) seperti Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dan perusahaan swasta seperti Mubadala Energy tengah gencar melakukan investasi di luar negeri.

Kedua, iklim investasi. Banjaran menyebut minat investasi asing semakin meningkat ke Indonesia. Hal ini terlihat dari data Kementerian Investasi/BKPM, pada kuartal I-2025 nilai investasi yang masuk naik 15,9% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama tahun 2024. 

Baca Juga: Indonesia Siapkan Sovereign AI Fund, Berambisi Jadi Pusat Teknologi Regional

"Ini menandakan keseriusan Pemerintah dan ditambah institusi seperti Danantara yang memberikan opsi mitra investasi (co-investor) baru yang sangat kuat bagi investor asing," ungkap Banjaran.

Ketiga, skema syariah. Menurut Banjaan, instrumen keuangan syariah semakin banyak yang dapat ditawarkan untuk memfasilitasi investasi Timur Tengah. Beberapa di antaranya adalah Sharia Restricted Investment Account (SRIA) serta sukuk global, baik Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) maupun sukuk korporasi.

Pengembangan skema investasi sovereign syariah ini dapat memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Timur Tengah sekaligus menarik lebih banyak modal asing berbasis syariah masuk ke dalam negeri.

Selanjutnya: Penyaluran Kredit Melambat, Industri Multifinance Kian Selektif Pilih Debitur

Menarik Dibaca: Cara Mengolah Dada Ayam agar Aman untuk Penderita Asam Urat,Simak Ulasan Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×