Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan skema optimis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Total terdapat 3 skema yang disampaikan ke Presiden Joko Widodo. Selain skema optimis, ada skema pesimis dan skema moderat dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi kalau bisa 6%," ujar Suharso usai sidang kabinet paripurna tentang RPJMN di Kantor Presiden, Kamis (14/11).
Baca Juga: Jokowi ingatkan agar RPJMN tak hanya jadi dokumen formalitas
Sementara itu inflasi akan ditekan di bawah 3,5%. Sementara nilai tukar rupiah akan dijaga berada di angka Rp 14.000 selama RPJMN tersebut. Skenario tersebut sebelumnya telah dibahas oleh pemerintah. Antara lain bersama dengan Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
RPJMN 2020-2024 merupakan lanjutan dari RPJMN sebelumnya. Pada realisasi RPJMN sebelumnya memberikan modal sosial seperti turunnya angka kemiskinan menjadi di bawah 10% serta inflasi yang di jaga di bawah 3,5%. "Bagaimana modal sosial itu bisa kita pakai untuk naik pada RPJMN yang berikutnya," terang Suharso.
Selain modal sosial, sumber pertumbuhan ekonomi akan dikembangkan oleh Indonesia. Suharso bilang akan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), peningkatan investasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan perbaikan pasar tenaga kerja.
Di samping itu, pemerintah juga terus menggenjot pembangunan. Tidak hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga: Di hadapan kepala daerah, Sri Mulyani ancam tarik dana desa fiktif
Upaya tersebut juga akan menggandeng pemerintah dengan melakukan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Subarso bilang ada sekitar 41 proyek yang disiapkan untuk ditawarkan dalam KPBU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News