kontan.co.id
banner langganan top
Selasa, 6 Mei 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Rupiah Keok ke Rp16.000, BI: Masih Lebih Baik Dari Negara Lain


Minggu, 15 Desember 2024 / 14:01 WIB
Rupiah Keok ke Rp16.000, BI: Masih Lebih Baik Dari Negara Lain
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) masih melihat pelemahan rupiah yang saat ini tembus ke level Rp 16.000 per dolar AS


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap mata uang lain.

Kendati begitu, Perry bilang, depresiasi rupiah masih lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang negara lainnya.

Asal tahu saja, rupiah ditutup di level Rp 16.009 per dolar AS pada Jumat (13/12). Ini adalah kali pertama rupiah tembus ke atas Rp 16.000 per dolar AS sejak awal Agustus 2024. 

"Memang seluruh negara mengalami depresiasi, tapi depresiasi rupiah termasuk yang kecil," ujar Perry dalam acara Seminar KAFEGAMA: Menuju Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju, Sabtu (14/12).

Menurutnya, penguatan dolar AS ini berlanjut setelah kemenangan Donald Trump di pemilihan presiden AS. Selain itu, AS juga mengeluarkan surat utang negara yang cukup besar sehingga meningkatkan defisit fiskal hingga 7,7%.

Baca Juga: Rupiah Tembus Rp 16.000 per Dolar AS, BI Lakukan 3 Intervensi Agresif Ini

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya disiplin fiskal dalam menghadapi ekonomi global ke depannya karena adanya kebijakan Trump.

"Amerika bisa negara besar, mengeluarkan surat utang banyak, bisa. Kalau kita terlalu banyak menerbitkan utang, jebol kita. Tapi masalahnya dengan defisit fiskal yang terlalu besar di Amerika, suka bunga Amerika untuk surat utang pemerintah sangat tinggi. Oleh karena itu seluruh dunia makanya memindahkan portofolio investasinya ke Amerika," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×