kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Reinvestasi investor asing dapat insentif


Rabu, 21 Agustus 2013 / 07:42 WIB
Reinvestasi investor asing dapat insentif
Proyek IKN Nusantara


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah berjanji untuk memberikan insentif fiskal bagi perusahaan lama yang mau melakukan inovasi dan menginvestasikan kembali (reinvestasi) uangnya di Indonesia. Insentif ini diberikan agar bisa menarik kembali keuntungan-keuntungan bisnis yang diperoleh investor asing di dalam negeri.


Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan yang sekaligus menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Chatib Basri di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (20/8).Chatib bilang, pemerintah akan terus berupaya menarik modal asing untuk kembali masuk ke pasar Indonesia hingga akhir tahun 2013 ini.


Sayang Chatib belum mau menjelaskan lebih terperinci mengenai apa insentif yang akan diberikan kepada investor tersebut. "Ada berbagai cara," kilah Chatib.


Pemerintah akan terus berupaya menerapkan sejumlah kebijakan agar keuntungan bisnis ataupun deviden saham yang didapatkan investor asing yang berbisnis di Indonesia, tidak lari ke luar negeri.  "Kami terus melakukan sesuatu agar deviden yang mereka dapatkan bisa ditanam kembali di Indonesia," katanya.


Memang selama ini tidak semua keuntungan bisnis dan deviden yang diperoleh investor asing yang ada di Indonesia dibawa balik ke luar negeri. Bahkan dari data nerca modal triwulan II 2013 menunjukkan, deviden di transfer kepada pemegang saham di luar negeri tidak besar.


Sedangkan nilai deviden PMA yang keluar pada kuartal I 2013 mencapai US$ 4,06 miliar, turun menjadi US$ 4,01 miliar pada kuartal II 2013. Sedangkan untuk total deviden yang keluar pada 2012 mencapai US$ 17,8 miliar.


Menurut Chatib, depresiasi nilai mata uang rupiah terhadap US$ akan mendorong pengurangan keluarnya deviden perusahaan PMA. Sebab, jika setiap pendapatan atau revenue perusahaan didapatkan dalam bentuk rupiah, maka jika diubah (convert) dalam dollar, hasilnya akan semakin kecil. "Rugi jika dibawa keluar," kata Chatib.


Walhasil, neraca transaksi modal dan finansial pada kuartal II 2013 mengalami surplus US$ 8,2 miliar setelah pada kuartal I lalu sempat defisit sebesar US$ 328 juta.


Data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) menunjukkan,  sepanjang kuartal II 2013 terdapat realisasi investasi langsung penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) sebesar  US$ 4,22 miliar. Nilai FDI pada kuartal II 2013 itu lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 4,08 miliar. Sedangkan total FDI pada tahun 2012 mencapai US$ 19,4 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×