Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kondisi tidak normal yang diakibatkan bencana alam seperti banjir menjadi pemicu lonjakan inflasi di awal tahun.
Bank Indonesia (BI) berharap kondisi tidak normal ini bisa mereda di bulan Februari dan seterusnya.
Pasalnya, bencana alam yang terjadi di Januari kemarin mengakibatkan inflasi dari volatile food melonjak sebesar 2,89%. Ini akibat gagal panen dan susahnya distribusi bahan pangan akibat banjir.
"Kondisi ini kita harap tidak terlalu lama," ujar Kepala Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Doddy zulverdi di Jakarta, Selasa (4/2).
Siasat BI untuk segera mengembalikan kondisi inflasi kembali normal adalah dengan mendistribusikan segera bibit pangan ketika cuaca sudah membaik. Untuk itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID).
Doddy menjelaskan, yang terjadi saat ini akibat banjir adalah sawah yang hendak ditanam bahan pangan menjadi gagal. Namun, memang, melihat kondisi sekarang ini yang masih saja turun hujan menjadi hal yang memang sulit diprediksi.
Awalnya BI memperkirakan selepas hari raya Imlek pada Jumat (31/1) kemarin cuaca sudah membaik. Namun hingga sekarang hujan masih seringkali terjadi.
Karena itu, pihaknya akan terus memantau perkembangan situasi yang terjadi. BI masih optimis target inflasi sebesar 4,5% plus minus satu hingga akhir tahun 2014 masih bisa tercapai. "Inflasi perlu kita waspadai," tandas Doddy.
Sebagai informasi, inflasi di Januari 2014 mencapai 1,07%. Inflasi ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,03%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News