Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai inflasi bulanan Januari 2014 sebesar 1,07 persen cukup wajar dan tidak aneh. Namun demikian, bank sentral terus mewaspadai efek bencana alam yang terjadi terhadap kenaikan laju inflasi.
Kepala Grup Asesmen Ekonomi Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdi menyatakan BI telah melakukan koordinasi untuk memantau risiko inflasi akibat bencana alam di beberapa daerah di Tanah Air.
Koordinasi tersebut dilakukan BI dengan menggandeng Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
"Kami sudah adakan pertemuan koordinasi, terutama TPID yang bencananya cukup besar seperti TPID Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Kita pantau bagaimana dampaknya," kata Doddy di Kantor Pusat BI, Selasa (4/2/2014).
Lebih lanjut, Doddy menjelaskan memang terjadi gangguan produksi terutama di Jawa Barat karena menyangkut lumbung padi di beberapa wilayah seperti Indramayu dan Karawang. Namun demikian, risiko puso (gagal panen) masih kecil karena lahan persawahan yang terkena banjir adalah yang belum siap dipanen.
Doddy mengungkapkan hal positif yang ditemukan TPID DKI Jakarta adalah pada bencana banjir tahun ini tidak terjadi kepanikan di tingkat konsumen seperti yang terjadi pada banjir tahun 2007. BI, lanjutnya, berharap kondisi ini dapat terus berlanjut.
"Tampaknya walaupun jalur distribusi terganggu, pasar tetap berfungsi. Sehingga di Jakarta tempat berdagang tetap ada. Mudah-mudahan ini tetap berlanjut dan sejauh ini tidak terlihat kepanikan," ungkap dia. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News