Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
Belanja terbesar kedua dari komponen belanja K/L juga didorong dari belanja barang yang mencapai Rp 328,6 triliun yang lebih tinggi dari pagu Perpres 72/2020 sebesar Rp 271,7 triliun. Belanja ini juga tumbuh 22,2% yoy jika dibandingkan tahun sebelumnya, sebab belanja barang dilakukan untuk penanganan dampak pandemi Covid-19.
Belanja barang yang menyumbang pertumbuhan hingga 22,2% tersebut didorong oleh pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti biaya klaim rumah sakit, insentif tenaga kesehatan, bantuan UMKM, bantuan subsidi gaji dan bantuan internet.
Baca Juga: Jelang tutup tahun, penerimaan pajak masih tekor Rp 273,5 triliun
Sementara itu, belanja yang masih mengalami kontraksi adalah belanja modal yang tumbuh -7,7% yoy serta belanja pegawai yang tumbuh -0,9% yoy.
“Untuk belanja pegawai dengan belanja untuk gaji ke-13 yang tidak dibayarkan menyebabkan keseluruhan belanja yang terkontraksi,” kata Sri Mulyani.
Adapun untuk realisasi belanja non K/L tercatat tumbuh 22,8% atau mencapai Rp 706,5 triliun dari total pagu sebesar Rp 1.138,9 triliun. Menkeu menyebutkan, belanja non K/L juga lebih tinggi dibandingkan pada November 2019 yang hanya Rp 575,3 triliun.
Selanjutnya: Soal vaksin corona gratis untuk seluruh rakyat, ini kata Sri Mulyani
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News