kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.376   -93,00   -0,56%
  • IDX 7.767   -100,50   -1,28%
  • KOMPAS100 1.088   -13,98   -1,27%
  • LQ45 784   -16,21   -2,03%
  • ISSI 267   -1,56   -0,58%
  • IDX30 406   -8,34   -2,01%
  • IDXHIDIV20 474   -8,53   -1,77%
  • IDX80 119   -2,14   -1,77%
  • IDXV30 130   -1,94   -1,47%
  • IDXQ30 131   -2,37   -1,77%

Ratusan Driver Ojol Turun ke Jalan, Protes Status Buruh dan Tolak Komisi 10%


Kamis, 17 Juli 2025 / 16:03 WIB
Ratusan Driver Ojol Turun ke Jalan, Protes Status Buruh dan Tolak Komisi 10%
ILUSTRASI. Ratusan pengemudi ojol yang tergabung dalam URC Bergerak menggelar Aksi 177 di Patung Kuda, Monas, Jakarta pada Kamis (17/7/2025).


Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ratusan mitra pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam  Unit Reaksi Cepat (URC) yang menaungi sekitar 10.000 anggota ojol turun ke jalan pada Kamis (17/7) untuk menyuarakan tiga tuntutan kepada pemerintah.

Mereka bergerak dan berkumpul bersama di Bundaran Patung Kuda, Monas, Jakarta, yang menjadi titik kumpul dalam demonstrasi “Aksi 177": URC Bergerak di Jakarta” ini. Tampak di lapangan, sekitar pukul 14.15 WIB, ratusan mitra berasal dari ojol atribut hijau, kuning dan hitam.

Dalam aksi ini, Jenderal Lapangan URC Bergerak Achsanul Solihin mengatakan, setelah mendengar dan memahami permasalahan yang tengah terjadi di dunia ojol saat ini, hati nurani para mitra terpanggil, untuk bergerak menyuarakan suara hati URC sebagai kontribusi positif terhadap permasalahan ojol.

Baca Juga: Pengemudi Ojol Bakal Kembali Turun ke Jalan

“Kami bukan karyawan, kami mitra yang bebas mengatur jam kerja. Menjadi pekerja tetap berarti kehilangan kebebasan itu,” ujarnya dalam aksi, Kamis (17/7).

Achsanul menyampaikan tiga tuntutan yang disebut Tritura URC (Tiga Tuntutan Rakyat Aspal), pertama, menolak status pengemudi ojol sebagai buruh atau pekerja tetap dan kedua, menolak rencana potongan 10 persen dari aplikator, karena skema 20 persen saat ini dianggap masih wajar dan saling menguntungkan.

“Ketiga, mendesak Presiden Prabowo menerbitkan Perppu [peraturan pengganti UU] khusus untuk ojol, agar ada payung hukum yang jelas bagi pengemudi,” tegasnya.

URC juga menegaskan bahwa suara pengemudi asli harus datang dari jalanan, bukan dari kepentingan politik atau ruang rapat.

Menurut dia, Tritura URC, adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakpastian hukum dan narasi sepihak yang selama ini dianggap merugikan pengemudi ojol.

“Aksi ini lahir dari keresahan nyata di jalanan, bukan agenda politik atau pesanan pihak tertentu. Kami akan terus berjuang hingga pemerintah benar-benar mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. Kami tidak anti regulasi, tapi kami menuntut regulasi yang berpihak dan realistis. Slogan kami: “Dari Ojol, Oleh Ojol, Untuk Ojol,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×