kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Proyeksi Investasi China di Indonesia Capai Rp 130 Triliun pada 2024


Minggu, 10 November 2024 / 20:59 WIB
Proyeksi Investasi China di Indonesia Capai Rp 130 Triliun pada 2024
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto (keempat kiri) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan China dengan nilai mencapai 10,07 miliar dolar AS dalam Indonesia-China Business Forum 2024 di Beijing, China pada Minggu (10/11/2024). Acara yang digagas Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) itu melibatkan sekitar 20 perusahaan di bidang manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan dan keuangan. ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia/YU


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bright Institute memproyeksikan bahwa realisasi investasi China di Indonesia akan mencapai Rp 130 triliun pada tahun 2024, meningkat dari Rp 110 triliun pada tahun 2023.

Menurut Ekonom Senior Bright Institute Awalil Rizky nilai, komitmen investasi sebesar Rp 160 triliun yang diberitakan dalam kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke China sebenarnya masih dalam rentang pertumbuhan investasi normal dari China ke Indonesia.

Baca Juga: Sektor Industri Berpotensi Menjaring Investasi Baru dari China

"Itu pertumbuhan yang normal saja, dan komitmen Rp 160 triliun tersebut belum jelas apakah berlaku untuk satu tahun ke depan atau untuk beberapa tahun mendatang," kata Awalil kepada Kontan.co.id, Minggu (10/11).

Awalil menjelaskan, hingga kini sekitar separuh dari investasi China di Indonesia berfokus pada sektor pertambangan dan industri pengolahan yang terkait dengan pertambangan, seperti logam dasar dan nikel.

Sektor-sektor lain yang menunjukkan peningkatan investasi selama beberapa tahun terakhir meliputi transportasi, pergudangan, telekomunikasi, listrik, industri kimia, dan farmasi.

Baca Juga: Perang Dagang AS-China, Industri Modul Surya Mengintip Peluang Ekspor

Peningkatan investasi China ini, menurut Awalil, menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap potensi ekonomi Indonesia, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi domestik.

Namun, ia menyoroti bahwa salah satu karakteristik investasi dari China adalah membawa tenaga kerja asal mereka, dikarenakan persoalan lapangan kerja di negara mereka sendiri.

"China sering kali mengharapkan investasi luar negeri turut menyerap tenaga kerjanya, dan sulit bagi Indonesia untuk sepenuhnya membatasi hal tersebut, karena umumnya termasuk dalam kesepakatan investasi," tambah Awalil.

Namun, ia menekankan bahwa Indonesia dapat merancang aturan yang seimbang agar tenaga kerja lokal tetap terserap, sementara jumlah tenaga kerja asing yang dibawa dapat diminimalkan.

Baca Juga: Prabowo Bertemu PM Li Qiang, Ekonom Prediksi Peningkatan Kerja Sama Ekonomi RI-China

Sebelumnya, dalam kunjungan kenegaraannya, Presiden Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Beijing, Sabtu (9/11), di mana ia menegaskan komitmen sejumlah kontrak bisnis antara perusahaan-perusahaan China dan Indonesia dengan nilai investasi mencapai sekitar US$ 10 miliar atau Rp 156,6 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.654).

Selanjutnya: Prodia Widyahusada (PRDA) Menyerap Capex Rp 150 Miliar Per September 2024

Menarik Dibaca: Hujan Petir di Mana-Mana, Simak Prediksi Cuaca Besok (11/11) di Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×