kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek MRT Jakarta terhambat pembebasan lahan


Kamis, 13 November 2014 / 23:03 WIB
Proyek MRT Jakarta terhambat pembebasan lahan
ILUSTRASI. Kenali beberapa alasan mengapa mantan suka menghubungi kembali setelah putus dan sudah move on.


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir mengatakan, salah satu kendala dalam proyek mass rapid transit (MRT) adalah pembebasan lahan di sepanjang Jalan Panglima Polim dan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan. Adapun titik-titiknya berada di lokasi pembangunan stasiun. 

"Sebagian besar (pembebasan lahan berada) di titik-titik stasiun karena stasiun kan lebih lebar ke kiri dan kanan," kata Nasyir di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (13/11/2014). 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah berjanji akan memberikan izin untuk menambah jumlah lantai bangunan (koefisien lantai bangunan) bagi warga yang bersedia merelakan sebagian lahannya untuk proyek MRT.

Nasyir berharap, kebijakan tersebut bisa mempercepat proses pembebasan lahan. Ia menargetkan, proses pembebasan lahan bisa segera dituntaskan pada akhir tahun ini. Bila tidak, kata Nasyir, maka proyek pembangunan MRT Jakarta akan berada dalam status "terhambat". 

"Akhir tahun 2014, kami akan evaluasi, dan kami akan lapor resmi kepada Pak Gubernur bahwa ini posisi proyek terhambat atau tidak. Kita lihat progres pembebasan tanah, setelah itu kami memberi laporan resmi kepada Pak Gubernur bahwa proyek ini terhambat," kata Nasyir. 

Jalur MRT Jakarta tahap pertama akan membentang dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus. Jalur ini ditargetkan mulai digunakan pada 2017. 

Akan ada 13 stasiun yang nantinya akan melayani warga di sepanjang jalur ini. Enam stasiun berada di bawah tanah, sedangkan tujuh lainnya di atas jalur layang. 

Stasiun-stasiun yang berada di sepanjang Jalan Panglima Polim hingga Fatmawati adalah stasiun layang. Stasiun-stasiun tersebut adalah Stasiun Blok A, Stasiun Cipete, dan Stasiun Haji Nawi. 

Jalur layang akan membentang dari Sisingamangaraja hingga Lebak Bulus, sedangkan jalur bawah tanah membentang dari Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran HI. Kawasan Jalan Sisingamangaraja akan menjadi titik transisi dari jalur bawah tanah ke jalur layang, ataupun sebaliknya. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×