kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bangun MRT, Jokowi curhat dioper-oper birokrasi


Jumat, 07 November 2014 / 17:52 WIB
Bangun MRT, Jokowi curhat dioper-oper birokrasi
ILUSTRASI. Tahun politik juga turut memeriahkan pergerakan pasar saham dalam negeri. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sering dilempar-lempar antara Kementerian satu ke Kementerian lain. Pada saat itu Jokowi yang ingin membangun Mass Rapid Transit (MRT) harus melalui birokrasi yang terlalu banyak.

"Dari menteri ini pindah ke menteri lain lagi ngurus MRT," ujar Jokowi di acara Kompas 100 CEO, Jumat (7/11).

Selama mengurus perizinan dan pembangunan MRT, Jokowi harus bertemu enam menteri. Dengan kerja keras, tidak sampai satu tahun ground breaking MRT sudah bisa dilaksanakan.

"Mau berapa menteri? Ada enam, alhamdulillah enggak ada tujuh bulan selesai sudah langsung bisa dimulai MRT," ungkap Jokowi.

Jokowi membayangkan jika pada saat menjabat sebagai Gubernur tidak turun ke lapangan sendiri, proyek MRT akan mangkrak. Jokowi menilai proyek transportasi publik itu bisa berhenti selama 26 tahun lamanya.

"Kalau saya hanya suruh kepala dinas, ngurus enggak ketemu menteri, mungkin 26 tahun nggak dimulai MRT, ruwet banget," ujar Jokowi. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×