CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Bangun MRT, Jokowi curhat dioper-oper birokrasi


Jumat, 07 November 2014 / 17:52 WIB
Bangun MRT, Jokowi curhat dioper-oper birokrasi
ILUSTRASI. Tahun politik juga turut memeriahkan pergerakan pasar saham dalam negeri. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, sering dilempar-lempar antara Kementerian satu ke Kementerian lain. Pada saat itu Jokowi yang ingin membangun Mass Rapid Transit (MRT) harus melalui birokrasi yang terlalu banyak.

"Dari menteri ini pindah ke menteri lain lagi ngurus MRT," ujar Jokowi di acara Kompas 100 CEO, Jumat (7/11).

Selama mengurus perizinan dan pembangunan MRT, Jokowi harus bertemu enam menteri. Dengan kerja keras, tidak sampai satu tahun ground breaking MRT sudah bisa dilaksanakan.

"Mau berapa menteri? Ada enam, alhamdulillah enggak ada tujuh bulan selesai sudah langsung bisa dimulai MRT," ungkap Jokowi.

Jokowi membayangkan jika pada saat menjabat sebagai Gubernur tidak turun ke lapangan sendiri, proyek MRT akan mangkrak. Jokowi menilai proyek transportasi publik itu bisa berhenti selama 26 tahun lamanya.

"Kalau saya hanya suruh kepala dinas, ngurus enggak ketemu menteri, mungkin 26 tahun nggak dimulai MRT, ruwet banget," ujar Jokowi. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×