kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   14.000   0,78%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Harga Beras RI Melambung di tengah Jatuhnya Harga Beras Global, Ini Penyebabnya


Rabu, 26 Maret 2025 / 17:48 WIB
Harga Beras RI Melambung di tengah Jatuhnya Harga Beras Global, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja memikul karung berisi beras di Gudang Bulog Pulo Brayan, Kota Medan, Sumatera Utara. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/foc.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga beras dunia anjlok sejak awal tahun 2025. Sementara di Tanah Air harga beras terus merangkak naik menjauhi Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg).

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menjelaskan harga beras di pasar dunia terus menurun sejak Oktober 2024. Menurutnya, ini seiring keputusan India yang tak membatasi dan tak mengenakan bea masuk impor beras

“India adalah penguasa pasar beras dunia dengan pangsa sekitar 40%. Keputusan India membuat harga beras turun, termasuk beras Vietnam, Thailand dan Pakistan, tiga eksportir beras penting dunia,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (26/3).

Sementara itu, lanjut Khudori, pemerintah telah memutuskan tidak akan menugaskan Bulog untuk mengimpor beras tahun ini. Sebagai gantinya, Bulog diminta melakukan pengadaan dari produksi domestik dengan target sarapan 3 juta ton beras hingga April nanti.

“Stok beras yang dikuasai pemerintah dan dikelola Bulog lebih dari cukup. Saat ini jumlahnya 2,3 juta ton beras, amat besar. Justru yang amat merisaukan saat ini adalah kebijakan perberasan yang salah,” terangnya.

Baca Juga: Harga Beras Di Tingkat Grosir dan Eceran Meningkat pada Februari 2025

Menurutnya, masalah saat ini harga pembelian beras di Bulog sebesar Rp 12.000/kg tak menarik bagi penggilingan, pasalnya Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500/kg dengan rendemen sekitar 50%, hampir dipastikan merugi.

“Kebijakan ini menyulitkan penggilingan, pedagang beras, dan BULOG. Apalagi, sampai saat ini HET beras juga belum ada tanda-tanda disesuaikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Khudori menegaskan, harga beras yang tinggi disebabkan karena harga gabah atau bakan baku memang sudah tinggi.

“Kenapa harga gabah tinggi? Karena biaya pokok produksi memang naik,” tandasnya.

Sebelumnya, pada Januari 2025 lalu, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut bahwa beras dari beberapa negara anjlok mulai dari US$ 640 per metrik ton hingga US$ 400 per metrik ton

Baca Juga: Harga Gabah Petani Anjlok, Bulog: Hasil Panen Tak Sesuai Ketentuan HPP

Berdasarkan data perkembangan harga beras putih 5% (Free on Board) dari beberapa negara, terlihat rerata harga beras Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berada di rentang harga USD 622 - US$ 655 per metrik ton. Kemudian per 19 Desember 2024 mulai menurun di rentang US$ 455 – US$ 514 per metrik ton.

Sementara data The FAO All Rice Price Index (FARPI) menyebutkan Indeks di Desember 2024 menurun 1,2% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 119,2 poin. Namun dilihat secara setahun penuh, rerata indeks FARPI di 2024 masih lebih tinggi 0,8% dibandingkan tahun 2023.

"Harga beras di dunia turun, namun harga petani kita disesuaikan lebih baik lagi, menjelang panen raya tahun ini. Sekali lagi terima kasih kebijakan kepada petani Indonesia," kata Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi beberapa waktu lalu.

Mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, pada Rabu (26/3) , harga beras kualitas bawah I naik 0,36% menjadi Rp 14.100/kg, beras kualitas bawah II naik 0,36% menjadi Rp 13.850/kg, beras medium I naik 0,33% menjadi Rp 15.400/kg, beras medium II naik 0,33% menjadi Rp 15.250/kg.

Tak hanya itu, harga beras kualitas super I naik tipis 0,3% menjadi Rp 16.750/kg dan beras super II naik 0,31% menjadi Rp 15.300/kg.

Selanjutnya: Pemerintah Kerap Bentuk Satgas, CELIOS : Koordinasi Kementerian/Lembaga Belum Optimal

Menarik Dibaca: Sambut Mudik, Bank Mandiri Hadirkan Promo di Rest Area dan Kapal Ferry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×