kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Prabowo Bahas Giant Sea Wall dengan Jinping, Dari Mana Duitnya?


Jumat, 05 September 2025 / 20:50 WIB
Prabowo Bahas Giant Sea Wall dengan Jinping, Dari Mana Duitnya?
ILUSTRASI. Presiden Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) saat pertemuan di Balai Besar Rakyat, Beijing, China, Rabu (3/9/2025).ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia/rwa.


Sumber: Kompas.com | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto membahas rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Rabu (3/9/2025). Proyek giant sea wall akan membentang di pesisir utara Jawa.

Badan Otorita Pengelola Pantai Utara (Pantura) Jawa dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama-sama menggodok desain proyek tanggul laut raksasa itu. Sejatinya, desain Giant Sea Wall sudah pernah dibuat oleh Kementerian PU lewat proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

"Masterplan dari dulu kan sudah ada, tapi mungkin ada sedikit perubahan-perubahan yang disesuaikan rencana Badan Otorita Pengelola Pantura Jawa) ini," kata Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, kepada Kompas.com, Kamis (04/09/2025).

Diana juga sempat mengatakan, kelanjutan proyek jumbo sebagai pengaman pantura dari kenaikan muka air laut ini masih menunggu arahan badan otorita yang baru dibentuk

Baca Juga: Prabowo Mau Bangun Giant Sea Wall, Dewan Ekonomi Nasional Wanti-Wanti Hal Ini

"Proyek ini bukan sekadar tembok raksasa menahan laut, melainkan strategi adaptasi terpadu. Menyatukan rekayasa teknik, pemulihan ekologi, inovasi pembiayaan, serta transformasi sosial-ekonomi," kata Anto Prabowo, Peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Insan Pembangunan Indonesia.

Jakarta menghadapi kondisi unik yang disebut double exposure. Dari bawah, tanah Jakarta turun 10 cm–25 cm per tahun akibat ekstraksi air tanah. Dari atas, kenaikan permukaan laut global memperburuk risiko banjir.

Jika dibiarkan, sebagian besar Jakarta Utara dapat tenggelam pada  tahun 2050. Kerugian ekonomi dari banjir rob saat ini sudah menembus US$ 300 juta per tahun dan berpotensi meningkat dua kali lipat dalam dua dekade. Mengingat Jakarta menyumbang 17% produk domestik bruto (PDB), stabilitas ekonomi Indonesia sangat terikat pada keberhasilan melindungi kota ini.

Sengan estimasi biay mencaapai US$ 40 miliar – US$ 42 miliar,  mustahil ditanggung APBN sepenuhnya. Mengingat prioritas lain pada pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur nasional.

Baca Juga: Prabowo Sebut Proyek Giant Sea Wall Butuh US$ 80 Miliar, Begini Respons Kadin

"Solusinya adalah pembiayaan campuran (blended finance), memadukan dana publik, swasta, dan investor global melalui instrumen keuangan inovatif," imbuh Anto. 

Ia memaparkan alternatif skema pembiayaan Jakarta great sea wall. Pertama, green sukuk obligasi syariah hijau untuk proyek ramah lingkungan, menarik investor Timur Tengah & global. Potensi mobilisasi dana antara US$ 1 miliar- US$ 2 miliar per tahun.

Kedua, asset value protection (AVP), menjamin nilai aset tidak merosot akibat banjir dan subsidensi. Potensi mobilisasi dana institusional, seperti dana pensiun dan sovereign fund. 

Ketiga, viability gap funding (VGF), menutup kesenjangan pembiayaan untuk komponen sosial dan ekologis. Potensi mobilisasi antara US$ 500 juta - US$ 1 miliar. 

Keempat, asset backed securities (ABS). Sekuritisasi dari arus kas reklamasi, pelabuhan, pajak properti dengan potensi mobilisasi dana antara US$ 5 miliar–US$ 10 miliar 

Baca Juga: Prabowo Akan Bentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa

Kelima, public private partnership, konsorsium swasta untuk konstruksi dan pengelolaan. Mobilisasi dana hingga US$ 15 miliar Risikonya terdistribusi antara publik dan swasta

Menurut Anto, proyek giant sea wall tidak bisa hanya mengandalkan APBN. Inovasi keuangan seperti yang sudah disebutkan sebelummnya menjadikan proyek ini bankable sekaligus inklusif.

"Namun, tanpa kolaborasi kuat antara pemerintah, swasta, dan regulator, investor tidak akan masuk. Transparansi, tata kelola ESG, dan safeguards sosial-lingkungan adalah syarat mutlak agar proyek ini tidak hanya besar, tetapi juga adil,” jelas Anto.

Keberhasilan proyek ini sangat bergantung pada tiga hal. Yakni inovasi keuangan untuk mobilisasi dana tanpa membebani negara,.kolaborasi lintas sektor dengan tata kelola yang transparan dan safeguards sosial-ekologis yang memastikan pembangunan berkeadilan.

Selanjutnya: Solidaritas, Driver Gojek Bagi-bagi Makanan GoFood Gratis ke Warga Senen-Kwitang

Menarik Dibaca: Apakah Makan Seblak Tidak Baik bagi Kesehatan Tubuh? Ini Kata Dokter

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×