Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan transaksi belanja secara daring atau lewat e-commerce pada kuartal III-2021.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, total nilai transaksi e-commerce pada periode Juli 2021 hingga September 2021 sebesar Rp 58,2 triliun, atau turun 22,81% quartal to quartal (qtq) dari kuartal II-2021 yang mencapai Rp 75,4 triliun.
“Nominal transaksi e-commerce per kuartal pada tahun ini adalah, kuartal I-2021 sebesar Rp 51,6 triliun, kemudian kuartal II-2021 sebesar Rp 75,4 triliun, dan kuartal III-2021 sebesar Rp 58,2 triliun,” ujar Perry, Kamis (18/11) dalam Rapat Dewan Gubernur BI secara daring.
Dengan jumlah yang dirinci Perry tersebut, berarti total nilai transaksi e-commerce yang berhasil dicatat oleh bank sentral adalah sebesar Rp 185,2 triliun.
Baca Juga: PPKM level 3 siap berlaku, Kaspersky sarankan belanja online pakai kartu kredit
Menilik ke belakang, sebelumnya Perry pernah mengungkapkan optimismenya terkait total nilai transaksi e-commerce di sepanjang tahun ini bisa tumbuh sebesar 48,4% yoy atau secara nominal mencapai Rp 395 triliun.
Bila melihat realisasi hingga kuartal III-2021 yang baru mencapai Rp 185,2 triliun, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky pesimistis total nilai transaksi e-commerce hingga akhir tahun bisa berada dalam perkiraan BI tersebut.
“Nggak bisa, karena hingga kuartal III-2021 saja nilai transaksi e-commerce belum ada separuh dari perkiraan BI,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (21/11).
Meski begitu, Riefky tetap buka peluang total nilai transaksi e-commerce pada kuartal IV-2021 akan lebih tinggi daripada capaian kuartal III-2021. Ia memperkirakan, total nilai e-commerce pada kuartal IV-2021 bisa berada di atas Rp 80 triliun.
Baca Juga: Kinerja Pendapatan Alibaba Kuartal II di Bawah Ekspektasi Pasar
Hal ini didorong oleh beberapa faktor. Pertama, adanya pent-up demand atau permintaan yang tertahan pada kuartal III-2021 dan baru akan terealisasikan pada kuartal IV-2021 seiring dengan membaiknya daya beli masyarakat.
Kedua, faktor musiman seperti periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sehingga mendorong orang untuk berbelanja. Riefky memberi catatan, ini tak hanya mendorong masyarakat berbelanja secara daring, tetapi juga mendorong kinerja ritel.
Ketiga, adanya bonus akhir tahun yang juga mendorong masyarakat untuk berbelanja. Keempat, adanya promo dan potongan harga yang ditawarkan oleh pihak e-commerce yang biasanya disambut baik oleh masyarakat.
Hanya saja, Riefky mengingatkan, kontribusi konsumsi masyarakat secara daring terhadap perhitungan pertumbuhan ekonomi masih kecil. Sehingga, belum akan memberikan efek signifikan pada pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021.
Namun, ia mengingatkan, ini tetap bisa menjadi sebuah indikator terkait tingkat konsumsi masyarakat yang seusai dengan konteks pemulihan ekonomi.
Ia pun memperkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 akan berada di kisaran 4,8% yoy dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 berada di kisaran 3,7% yoy.
Selanjutnya: GLVA optimistis target pertumbuhan laba bersih 12% di tahun ini dapat tercapai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News