kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.280   10,00   0,06%
  • IDX 7.944   80,88   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,02   1,18%
  • LQ45 827   11,72   1,44%
  • ISSI 268   1,95   0,73%
  • IDX30 428   6,26   1,48%
  • IDXHIDIV20 493   6,23   1,28%
  • IDX80 124   1,67   1,36%
  • IDXV30 131   1,54   1,20%
  • IDXQ30 138   1,86   1,36%

Potensi Investasi dan Kinerja Pajak Dinilai Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2026


Rabu, 20 Agustus 2025 / 14:33 WIB
Potensi Investasi dan Kinerja Pajak Dinilai Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2026
ILUSTRASI. Foto udara proyek pembangunan pabrik di kawasan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (7/8/2025). Indonesia memiliki peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 mencapai target sebesar 5,4%, melalui penguatan investasi.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indonesia memiliki peluang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2026 mencapai target sebesar 5,4%, melalui penguatan investasi dan perbaikan kinerja perpajakan. 

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo mengatakan bahwa meskipun target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4% pada 2026 terbilang ambisius, peluang untuk mencapai target tersebut tetap terbuka lebar jika ditopang strategi fiskal dan investasi yang tepat.

"Pertama adalah melalui peningkatan tax ratio dan tax buyouncy di tahun depan yang lebih baik sejalan dengan usaha mengamankan kesehatan fiskal. Pemerintah punya peluang dorong transformasi ekonomi dan hilirisasi," ungkap Banjaran kepada Kontan, Rabu (20/8/2025).

Baca Juga: Ekonom Menilai Postur APBN 2026 Belum Cukup Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 5,4%

Di sisi fiskal, Banjaran menegaskan bahwa upaya peningkatan penerimaan pajak akan menjadi faktor kunci untuk menjaga ruang fiskal pemerintah. Target penerimaan negara dalam RAPBN 2026 dipatok sebesar Rp 3.147,7 triliun, tumbuh 9,8% dibandingkan target APBN 2025.

Banjaran menambahkan bahwa langkah-langkah seperti reformasi fiskal, digitalisasi proses bisnis perpajakan, dan kemitraan dengan sektor swasta melalui skema KPBU dapat memperkuat fondasi fiskal jangka menengah.

Banjaran menyoroti bahwa sektor investasi, terutama dari luar negeri, masih menyimpan potensi besar untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan. 

Data terbaru menunjukkan realisasi investasi pada triwulan II 2025 mencapai Rp 477,7 triliun, tumbuh 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Danantara Kejar Investasi Rp 720 Triliun, Sokong Pertumbuhan Ekonomi 5,4% pada 2026

Secara kumulatif, semester I 2025 mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 942,9 triliun, atau 49,5% dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp 1.905,6 triliun.

Untuk itu, Banjaran mendorong pemerintah untuk mengakselerasi investasi dan realisasi proyek hilirisasi sektor strategis seperti energi dan pangan memberi ruang bagi pertumbuhan jangka menengah. 

Salah satu contohnya adalah kerja sama terbaru Indonesia dan Arab Saudi khususnya terkait dengan layanan kesehatan haji dan umrah.

Tidak hanya itu, kedua negara juga berkomitmen mendukung investasi di bidang farmasi, vaksin, teknologi kesehatan, serta pengembangan sumber daya manusia di sektor kesehatan dengan total nilai peluang investasi sebesar US$ 27 miliar.

"Akselerasi investasi juga dapat diperkuat dengan terus melanjutkan hubungan antar negara untuk meningkatkan penanaman modal asing sehingga membuka ruang bagi percepatan proyek hilirisasi ke depan,” katanya.

Baca Juga: Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,4% pada 2026

Ke depan pemerintah diharapkan terus dapat membuka peluang dengan memperluas basis kerja sama ke negara di wilayah Amerika, Asia, Eropa, hingga Timur Tengah.

Selain itu, reformasi fiskal, percepatan digitalisasi business process, dan meningkatkan kemitraan swasta melalui KPBU menurut Banjaran dapat mendorong efisiensi belanja dan memperluas basis pertumbuhan ekonomi ke depan.

Dengan target belanja negara pada RAPBN 2026 yang mencapai Rp3.786,5 triliun, atau tumbuh 7,3% secara tahunan dari pagu APBN 2025, Banjaran menekankan bahwa tingginya belanja harus menghasilkan outcome yang konkret dan terukur.

Baca Juga: Tantangan Pemerintah Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 2026, CORE: Eksekusi Jadi Kunci

Dengan kombinasi peningkatan investasi dan optimalisasi penerimaan pajak, pemerintah dinilai memiliki peluang yang kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan di tahun 2026, meski tantangan global tetap harus diantisipasi dengan hati-hati.

Selanjutnya: Harga Emas Hari Ini Menguji Naik, Pasar Tunggu Petunjuk Suku Bunga Fed dari Powell

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Menguji Naik, Pasar Tunggu Petunjuk Suku Bunga Fed dari Powell

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×