Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Salah satu contohnya adalah kerja sama terbaru Indonesia dan Arab Saudi khususnya terkait dengan layanan kesehatan haji dan umrah.
Tidak hanya itu, kedua negara juga berkomitmen mendukung investasi di bidang farmasi, vaksin, teknologi kesehatan, serta pengembangan sumber daya manusia di sektor kesehatan dengan total nilai peluang investasi sebesar US$ 27 miliar.
"Akselerasi investasi juga dapat diperkuat dengan terus melanjutkan hubungan antar negara untuk meningkatkan penanaman modal asing sehingga membuka ruang bagi percepatan proyek hilirisasi ke depan,” katanya.
Baca Juga: Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,4% pada 2026
Ke depan pemerintah diharapkan terus dapat membuka peluang dengan memperluas basis kerja sama ke negara di wilayah Amerika, Asia, Eropa, hingga Timur Tengah.
Selain itu, reformasi fiskal, percepatan digitalisasi business process, dan meningkatkan kemitraan swasta melalui KPBU menurut Banjaran dapat mendorong efisiensi belanja dan memperluas basis pertumbuhan ekonomi ke depan.
Dengan target belanja negara pada RAPBN 2026 yang mencapai Rp3.786,5 triliun, atau tumbuh 7,3% secara tahunan dari pagu APBN 2025, Banjaran menekankan bahwa tingginya belanja harus menghasilkan outcome yang konkret dan terukur.
Baca Juga: Tantangan Pemerintah Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 2026, CORE: Eksekusi Jadi Kunci
Dengan kombinasi peningkatan investasi dan optimalisasi penerimaan pajak, pemerintah dinilai memiliki peluang yang kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan di tahun 2026, meski tantangan global tetap harus diantisipasi dengan hati-hati.
Selanjutnya: Harga Emas Hari Ini Menguji Naik, Pasar Tunggu Petunjuk Suku Bunga Fed dari Powell
Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Menguji Naik, Pasar Tunggu Petunjuk Suku Bunga Fed dari Powell
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News