Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesawat Kepresidenan I telah mendapatkan perawatan berupa pengecetan ulang berwarna merah-putih. Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menjelaskan alasannya.
Menurut Heru, hal itu disesuaikan dengan warna bendera Indonesia dan dalam rangka memperingati HUT ke-76
RI. "Merah putih sesuai warna bendera RI. Iya HUT RI," ujar Heru saat dikonfirmasi, Selasa (3/8/2021).
Dia pun menjelaskan, pesawat jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) itu sudah berusia tujuh tahun. Sehingga secara teknis memang harus memasuki perawatan besar.
"Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan," katanya.
Baca Juga: Istana: Pesawat presiden sudah harus masuk perawatan
Heru menuturkan, untuk cat pesawat memang sekalian diperbarui, karena sudah waktunya untuk diperbaharui. Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan, yakni merah putih atau warna bendera nasional.
Heru juga mengonfirmasi bahwa biaya pengecatan pesawat yang ditaksir mencapai Rp 2 miliar tersebut benar. "Iya plus minus segitu. Itu untuk pesawat BBJ2 saja ya," tambahnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, persoalan cat ulang pesawat kepresidenan ini menjadi sorotan warganet di dunia maya. Warganet mengkritisi pengecatan ulang pesawat kepresidenan yang dinilai memboroskan anggaran negara di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Jokowi terbang ke Jawa Timur, Senin (22/3) pagi
Salah satu yang menyuarakan hal itu yakni mantan komisioner Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie dalam unggahan di akun Twitter resminya @alvinlie21.
Menurut Alvin, biaya cat ulang pesawat kepresidenan berkisar antara US$ 100 ribu hingga US$ 150 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar- Rp 2,1 miliar.
Digunakan sejak 2014
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada 2014 lalu, pesawat Kepresidenan 1 dipesan khusus untuk operasional Presiden Republik Indonesia. Pesawat itu mulai beroperasi sejak 2014 atau saat masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penerbangan perdana pesawat Kepresidenan 1 adalah pada 5 Mei 2014 saat Presiden SBY bertolak ke Denpasar, Bali, untuk menghadiri konferensi regional Open Government Partnership (OGP) Asia-Pasifik.
Saat itu, Presiden SBY mengatakan, selama 10 tahun memimpin negara, dirinya bersyukur akhirnya pemerintah bisa berhemat dengan hadirnya pesawat kepresidenan.
"Alhamdulillah, enam bulan terakhir bisa menggunakan pesawat yang akhirnya bisa berhemat untuk anggaran kita," katanya.
Baca Juga: Kunjungi NTT, Jokowi akan tinjau lokasi terdampak bencana
SBY juga mengungkapkan, pesawat yang dibeli seharga Rp 840 miliar itu bukan untuk dirinya, melainkan untuk presiden yang akan datang.
Sementara itu, menurut Menteri Sekretaris Negara saat itu, Sudi Silalahi, hadirnya pesawat kepresidenan tersebut membuka sejarah baru bagi Indonesia. Pasalnya, setelah 69 tahun merdeka Indonesia bisa punya pesawat kepresidenan sendiri.
Dengan kehadiran pesawat ini, kata Sudi, diharapkan mampu membantu tugas-tugas kepresidenan dan tugas kenegaraan.
"Sebelumnya Presiden RI, baik di dalam atau di luar negeri selalu menyewa pesawat komersiil. Tentu tidak efektif bila kita memiliki sendiri pesawat kepresidenan," ujar Sudi.
Baca Juga: Kunjungi Lampung, Wapres Ma'ruf Amin tinjau vaksinasi dan bendungan way sekampung
Adapun ketika pertama kali digunakan, pesawat Kepresidenan 1 dicat berwarna biru muda pada punggung dan berwarna putih pada bagian lambung pesawat. Selain itu, terdapat tulisan "Republik Indonesia" dan logo Garuda terpasang di bagian depan pesawat.
Pesawat kepresidenan tersebut dirancang dengan kelengkapan 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat didesain agar dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Istana Jelaskan Alasan Pesawat Kepresidenan Berganti Warna Cat Merah Putih"
Penulis : Dian Erika Nugraheny
Editor : Dani Prabowo
Selanjutnya: Jokowi resmikan bendungan Tukul di Pacitan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News