Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan akan lebih baik dengan kisaran asumsi pertumbuhan yang disepakati dalam RAPBN 2015 sebesar 5,5%-6%. Namun ada kemungkinan pertumbuhan tahun depan dengan tahun ini akan sama yaitu berada pada level 5,5%.
Pertumbuhan yang condong ke 5,5% tersebut sebagai akibat adanya tekanan dari kondisi global khususnya dari Amerika Serikat (AS). Pasalnya bank sentral AS kemungkinan besar akan menaikkan acuan suku bunganya di 2015.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan jika negeri Paman Sam menaikkan acuan suku bunganya maka pertumbuhan Indonesia akan berada di kisaran 5,5%. "Kalau naiknya (suku bunga) tidak signifikan, bisa mendekati 6%," ujar Chatib, Selasa (8/7).
Dengan naiknya suku bunga The Fed tentu pemerintah akan melakukan antisipasi. Mengenai langkah antisipasi yang dilakukan dengan suku bunga, Chatib enggan berkomentar karena merupakan wewenang Bank Indonesia (BI).
Asal tahu, saat ini BI mempertahankan kebijakan moneter ketat dengan suku bunga pada level 7,5%. Kebijakan moneter ketat ini pulalah yang kemudian menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2014 loyo ke level 5,2%.
Chatib mengaku masih optimis terhadap pertumbuhan ekonomi 2015. Perbaikan ekonomi Amerika yang berimbas pada kenaikan suku bunga acuan, di sisi lain akan memicu pertumbuhan ekspor Indonesia. Seperti diketahui, Amerika menjadi pangsa pasar kedua terbesar bagi ekspor non migas Indonesia.
Data terbaru Badan Pusat Statistik mencatat total ekspor Indonesia ke Amerika dari Januari -Mei sebesar US$ 6,49 miliar. Pangsa pasar Amerika mencapai 10,73%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News