kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini asumsi makro RAPBN 2015 yang disetujui Banggar


Senin, 07 Juli 2014 / 20:20 WIB
Ini asumsi makro RAPBN 2015 yang disetujui Banggar
Promo KFC terbaru kombo duo di bulan Februari tahun 2023 untuk makan ayam atau burger harga spesial berdua dengan orang terdekat Anda.


Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui usulan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015. Untuk pertumbuhan ekonomi, Banggar setuju target pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,5%-6%.

"Yah memang harus lebih optimis," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri, Senin (7/7). Selain pertumbuhan ekonomi 2015 akan berada pada 5,5%-6%, juga disepakati asumsi inflasi sebesar 3,5%-5% dan nilai tukar rupiah pada kisaran Rp 11.500-Rp 12.100 per dollar AS. Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, menurut Chatib, didukung dengan pertumbuhan ekonomi global yang membaik sehingga ekspor membaik. 

Untuk suku bunga SPN tiga bulan disepakati 6%-6,5%, harga minyak mentah Indonesia (ICP) di kisaran US$ 96-US$ 110 per barel. Sedangkan target lifting minyak disepakati berada pada 830.000 barel-900.000 barel. Target lifting minyak yang disepakati Banggar ini lebih rendah dibandingkan kesepakatan rapat panitia kerja (Panja) sebelumnya yang ada di kisaran 830.000 barel-920.000 barel.

Ketua Badan Anggaran DPR RI Ahmadi Noor bilang, Banggar sudah menyetujui asumsi makro yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman oleh pemerintah dalam membuat nota keuangan APBN 2015. "Asumsi makro yang sudah disepakati sekarang masih dapat berubah," katanya. Dia berharap asumsi makro yang ditetapkan kali ini lebih realistis sehingga tidak perlu perubahan.

Menurutnya, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014 akan berakhir dan berganti RPJM 2015 yang akan disusun oleh presiden baru. "RPJM dari presiden baru itu yang akan dominan mempengaruhi isu-isu strategis," jelas Ahmadi. Oleh karena itu Ahmadi menegaskan pembahasan RAPBNP 2015 wajib didampingi oleh pemerintahan baru setelah pilpres 9 Juli nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×