kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Pertemuan Meja Bundar RI-Filipina Jajaki Kemitraan Sektor Mineral & Nanopreneurship


Kamis, 07 September 2023 / 15:55 WIB
Pertemuan Meja Bundar RI-Filipina Jajaki Kemitraan Sektor Mineral & Nanopreneurship
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid bersama Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Romualdez Marcos Jr.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertemuan Meja Bundar Indonesia - Filipina digelar di sela penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN 2023, di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) sekaligus Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan, Pertemuan Meja Bundar Indonesia - Filipina makin memperkuat kerja sama di sektor pertanian dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Selain itu, Indonesia-Filipina juga menjajaki kemitraan strategis di dua sektor mutakhir yakni mineral dan nanopreneurship

"Ini adalah dua bidang mutakhir yang sangat relevan bagi Indonesia dan Filipina," ujar Arsjad, dalam sambutan pada pembukaan Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (7/9). 

Baca Juga: Pembayaran Digital ASEAN Diramal Capai US$ 1 Triliun, Fintech Punya Potensi Besar

Menurut dia, Indonesia dan Filipina sama-sama memegang posisi penting di dunia global pasar mineral, terutama ekspor komoditas mineral yang digunakan dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik (Electronic Vehicle).

"Kami di Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Filipina pada sektor mineral bernilai tambah yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi kedua negara," kata Arsjad.

Disebutkan, terkait kerja sama pengembangan UMKM, Indonesia mengapresiasi kemitraan dengan Go Negosyo yang berhasil memajukan sektor UMKM pertanian di Filipina. 

Baca Juga: Pertemuan Meja Bundar ASEAN - Kanada Jajaki Kemitraan Perdagangan dan Energi Bersih

Hal ini mendorong Indonesia untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun jaringan baru dalam pemberdayaan pelaku UMKM di akar rumput sebagai landasan perekonomian nasional.

"Selain itu, kami di Memorandum ini Kesepahaman (MoU) tentang kerjasama pertanian dan Pengembangan UMKM dengan ASEAN BAC Filipina," kata Arsjad.
 

Pertumbuhan Inklusif

Pada kesempatan itu, Arsjad secara khusus mengajak seluruh stakeholder di kedua negara, termasuk pemimpin perusahaan untuk sama-sama memikul tanggung jawab menghasilkan lingkungan di mana pertumbuhan inklusif bagi semua pihak dan kerja sama yang melampaui batas.

"Mari kita membangun persahabatan abadi yang dapat mengubah kehidupan sosial kita menjadi lebih baik. Mari kita memulai perjalanan ini, eksplorasi, kerja sama, dan kemajuan bersama," ujarnya.

Sementara itu, Ketua ASEAN BAC Filipina, Jose Ma “Joey” Concepcion III, dalam sambutannya menyampaikan, ada 3 topik utama yang dibahas dalam Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina, yaitu Nanopreneurship, Pertanian, dan Pengembangan UMKM. 

Ia mengatakan, Indonesia dan Filipina memiliki visi yang sama untuk transformasi kawasan yang sejahtera, yang dapat diwujudkan melalui kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertanian dan UMKM, baik transformasi digital, mineral, maupun nanopreneurship.

Baca Juga: Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau ASEAN

"Program pendampingan regional dapat memungkinkan pembelajaran kolaboratif dan mengumpulkan pengetahuan. Saling membantu pada saat dibutuhkan. Bersama-sama, kami bertujuan untuk mendapatkan banyak manfaat," kata Joey.

Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr menyampaikan bahwa Filipina fokus memaksimalkan potensi perdagangan dan investasi.

“Filipina juga akan fokus pada produksi energi terbarukan dan tetap menjadikan pertanian sebagai prioritas nomor satu untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat,” kata dia.

Dia mengungkapkan, salah satu rencana pengembangan sektor pertanian adalah dengan memberikan vaksin pada ternak untuk melawan penyakit,  memastikan penyediaan pasokan, dan hilirisasi ke energi terbarukan.

Filipina, lanjutnya, sangat mendukung kemitraan dengan Indonesia dan juga ingin meningkatkan posisi di pasar global melalui Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) antara ASEAN dan 5 negara mitra, yakni Australia, Jepang, China, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Baca Juga: Erick Thohir: Terdapat 3 Subtema yang Dibahas pada ASEAN Indo Pacific Forum

"Kunci utamanya adalah selalu menjadikan masyarakat dan kegiatan ekonomi produktif agar mempunyai nilai investasi yang lebih besar. Kami optimis bahwa dengan memperkuat kemitraan regional dan mitra strategis, kita dapat mendukung pertumbuhan ASEAN yang inklusif dan berkelanjutan yang juga berkembang secara global," kata Ferdinand.

Pertemuan Meja Bundar Indonesia - Filipina membahas  3  topik, yaitu  Nanopreneurship, Kemitraan ekonomi mineral  bernilai tambah, dan pengembangan UMKM Pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×