kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.893   63,96   0,82%
  • KOMPAS100 1.207   10,92   0,91%
  • LQ45 980   9,55   0,98%
  • ISSI 229   1,13   0,50%
  • IDX30 500   4,76   0,96%
  • IDXHIDIV20 602   5,24   0,88%
  • IDX80 137   1,21   0,89%
  • IDXV30 141   0,62   0,44%
  • IDXQ30 167   1,24   0,75%

Pertamina Beli Minyak Rusia, Ini Kemungkinan Dampaknya ke Hubungan dengan AS


Kamis, 01 Agustus 2024 / 20:22 WIB
Pertamina Beli Minyak Rusia, Ini Kemungkinan Dampaknya ke Hubungan dengan AS
ILUSTRASI. Pekerja berjalan di kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Perusahaan minyak dan gas (migas) milik negara, PT Pertamina Tbk dikabarkan tengah membeli minyak mentah dari Rusia.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Noverius Laoli

Untuk diketahui, Terakhir kali Pertamina membeli minyak Sokol dan campuran Siberia Timur lebih dari 10 tahun lalu. Beberapa bulan setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk mempertimbangkan dan menyusul Tiongkok juga India yang membeli minyak dari Rusia.

Pertamina telah menambahkan dua jenis minyak Rusia, seperti Ural dan Sokol bersama dengan minyak lainnya ke dalam daftar tender untuk pembelian pada bulan September 2024 seperti dilansir dari laman The Moscow Times. Hanya saja, hingga saat ini hasil pemenang tender pembelian minyak tersebut belum diumumkan. 

Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Hermansyah Y Nasroen saat dikonfirmasi, tidak menjelaskan secara detail mengenai penawaran lelang untuk pembelian minyak dari Rusia tersebut, teramsuk siapa pemenangnya.

Baca Juga: Pembelian Minyak Murah dari Rusia Sulut Pro-Kontra

"Kami selalu memastikan selalu melakukan pembelian minyak mentah sesuai kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang dan mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk jika itu dari Rusia dilakukan dengan mekanisme price cap," katanya kepada KONTAN, Kamis (1/8/2024).

Adapun mekanisme price cap adalah suatu pengaturan harga maksimum yang diizinkan untuk suatu produk atau komoditas tertentu. Dalam konteks perdagangan minyak mentah Rusia, mekanisme tersebut mengatur minyak hanya dapat dijual di bawah batas harga tertentu.

Sedangkan, tujuan dari mekanisme tersebut adalah untuk membatasi pendapatan negara penjual, dalam hal ini Rusia dan memastikan perdagangan tetap berlangsung dengan harga yang terkontrol. Sayang, Hermansyah tidak menjelaskan berapa banyak minyak yang akan diimpor dari Rusia untuk penawaran tender pada September mendatang

Baca Juga: Jokowi Berencana Beli Minyak Mentah Rusia, Ini Kata Ekonom

Sebelumnya, pada Desember 2022, negara-negara Barat menetapkan batas harga minyak Rusia sebesar US$ 60 atau Rp 972.837 per barel untuk mencoba meminimalkan aliran pendapatan Moskow menyusul invasi negara itu ke Ukraina.

Batasan harga tersebut juga melarang perusahaan pelayaran, asuransi, dan reasuransi menangani kargo minyak mentah Rusia di seluruh dunia, kecuali jika dijual dengan harga di bawah batasan harga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×