kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Penanaman Modal Asing di Indonesia Lesu, Pemicunya Tak Sekedar Masalah Geopolitik


Selasa, 29 Juli 2025 / 19:54 WIB
Penanaman Modal Asing di Indonesia Lesu, Pemicunya Tak Sekedar Masalah Geopolitik
ILUSTRASI. Ilustrasi gambar menunjukkan uang kertas bank U.S. 100 dolar diambil di Tokyo 2 Agustus 2011.Kementerian Investasi/BKPM mencatat penurunan penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing di Indonesia pada kuartal II-2025.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Investasi/BKPM mencatat penurunan penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing di Indonesia pada kuartal II-2025.

Tercatat, realisasi PMA pada kuartal II-2025 hanya sebesar Rp 202,2 triliun atau turun 6,9% jika dibandingkan dengan kuartal II-2024 yang sebesar Rp 217,3 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, penurunan PMA ke Indonesia tak hanya disebabkan oleh faktor global, tetapi juga kegaduhan di dalam negeri.

Baca Juga: Prospek Investasi Asing ke Indonesia Masih Terbuka Meski Ada Tekanan Global

Bhima mengakui, sentimen perang dagang seperti Indonesia yang dikenakan tarif 32% oleh Amerika Serikat (AS) memicu ketikdapastian, terutama bagi PMA di sektor manufaktur yang mengandalkan ekspor.

Faktor berikutnya datang dari sektor andalan, yakni hilirisasi mineral. Namun menurut Bhima, gairah sektor ini mulai meredup.

"Nah hilirisasi nikel nya itu kan ada beberapa perusahaan yang setop produksi untuk smelter. Itu berpengaruh sekali harga jual olahan nikel di pasar internasional juga turun. Itu artinya minat untuk hilirisasi menurun," jelasnya.

Masalah lainnya, menurut Bhima, adalah isu kebijakan yang membingungkan dan tak menentu, seperti konsolidasi besar-besaran BUMN melalui Danantara.

"Soal UU BUMN dan itu berpengaruh terhadap confidence dari investor. Akhirnya banyak yang wait and see dulu kan karena Danantara tadinya hanya 7 BUMN yang dikonsolidasi. Sekarang semua BUMN yang dikonsolidasi kan," imbuh Bhima.

Baca Juga: Investasi Lokal Salip Asing di Awal Tahun, Proyek Jalan Tol Jadi Penyebabnya

Belum selesai di situ, pembahasan RUU TNI juga membuat investor cemas. Pasalnya, investor khawatir akan adanya infiltrasi militer dalam urusan ekonomi.

"Jadi bukan hanya global, geopolitik, ekonomi domestik, daya beli masyarakat itu sudah pasti. Tapi ada faktor-faktor spesifik yang membuat akhirnya investor menahan untuk melakukan realisasi investasinya," pungkasnya.

Selanjutnya: Bisnis Hotel Mulai Pulih, Ciputra (CTRA) Tetap Fokus Bisnis Hunian Tapak

Menarik Dibaca: Herbalife Indonesia Ekspor Perdana Suplemen Immunoturmeric ke Malaysia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×