kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perihal teknologi blockchain, ini jawaban Gubernur BI Agus Martowardojo


Jumat, 02 Februari 2018 / 16:22 WIB
Perihal teknologi blockchain, ini jawaban Gubernur BI Agus Martowardojo
ILUSTRASI. Menkeu Agus Martowardoyo


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji teknologi blockchain yang menjadi teknologi dasar beroperasinya bitcoin agar bisa diterapkan dalam uang digital atau central bank digital currency (CBDC).

"Kami akan lakukan kajian pemanfaatan teknologi blockchain," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di komplek BI, Jakarta, Jumat (2/2).

Agus menekankan bahwa dengan kajian ini, bank sentral terus mendorong pemanfaatan teknologi di sektor kuangan. Sebab, bank sentral menginginkan agar dengan adanya central bank digital currency maka akan lebih terjaga karena otoritasnya jelas.

"Jangan kemudian dianggap posisi negatif teknologinya. Teknologinya mutakhir dan kami ingin sampaikan kami mendorong teknologi mutakhir," kata dia.

Agus menambahkan, BI melihat ada kemungkinan untuk menerbitkan uang rupiah dalam bentuk digital selain dalam bentuk banknotes yang ada saat ini. Uang digital itu yang akan menjadi administratur atau menjadi pengelola tetap bank sentral sehingga resmi. Berbeda dengan cryptocurrency.

"Kalau cryptocurrency bukan alat pembayaran dan UU Mata Uang menyatakan bahwa pembayaran harus dalam bentuk rupiah. Jadi, kami peringatkan jangan dengan atau jual beli atas cryptocurrency," ujarnya.

Sebelumnya, Asisten Deputi Direktur Eksekutif Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Susiati Dewi mengatakan, teknologi itu mulai diujicobakan BI pada tahun ini. Tujuannya, untuk mengefisiensikan industri sistem pembayaran.

"Suatu saat mungkin saja uang fisik yang kami edarkan menjadi digital. Sekarang belum. Semua negara di dunia belum ada yang merilis," kata Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×