kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.579   -10,00   -0,06%
  • IDX 8.252   0,60   0,01%
  • KOMPAS100 1.129   -1,58   -0,14%
  • LQ45 795   -5,05   -0,63%
  • ISSI 294   2,99   1,03%
  • IDX30 416   -2,62   -0,63%
  • IDXHIDIV20 467   -5,27   -1,12%
  • IDX80 124   -0,42   -0,33%
  • IDXV30 134   -0,40   -0,30%
  • IDXQ30 130   -1,35   -1,03%

Peningkatan mutu riset menjadi perhatian PKB


Selasa, 21 Januari 2014 / 22:15 WIB
Peningkatan mutu riset menjadi perhatian PKB
ILUSTRASI. Kode Redeem FF Hari Ini 31 Agustus 2022, Segera Klaim Bundle Gratis Sekarang Juga!


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah, termasuk jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Melihat kondisi itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menawarkan konsep pendidikan yang ideal bila nanti menjadi pemenang pemilihan umum tahun ini. Program ini juga diharapkan bisa diikutkan dalam pemerintahan yang akan datang.

Menurut Ketua Fraksi PKB Marwan Djafar, salah satu solusi yang mereka tawarkan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah dengan meningkatkan anggaran untuk riset atau penelitian di perguruan tinggi. Pasalnya dengan meningkatkan anggaran riset tersebut, kualitas pendidikan di Tanah Air bisa meningkat dan lebih bermutu.

Dalam pandangan PKB, sejauh ini peran riset dan pengembangan kurang mendapatkan perhatian. Alhasil, nasib para peneliti masih terabaikan. "Supaya tetap bersemangat, anggaran untuk riset di perguruan tinggi harus ditingkatkan, dan insentif untuk peneliti, termasuk gaji guru, dan dosen juga harus dinaikkan," ujar Marwan.

Sejauh ini anggaran untuk riset di Indonesia hanya 0,08% dari produk domestik bruto (PDB). Anggaran tersebut memang jauh lebih bila dibandingkan dengan anggaran riset di negara-negara lain seperti Israel sebesar 4,28%, Finlandia 3,96%, Swedia 3,62%, Korea Selatan 3,36%, Jepang 3,02%, Amerika Serikat 2,79%, Singapura 2,72% dan China 1,7%.

Padahal, menurut Marwan, anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebenarnya cukup besar untuk disisihkan bagi penelitian. Tapi, selama ini pengelolaan anggaran pendidikan yang diamanatkan konstitusi itu tidak bisa dijalankan dengan baik.

Bahkan untuk infrastruktur sekolah saja masih kedodoran. PKB mencatat saat ini ada banyak sekolah di seluruh Indonesia yang sudah roboh dan belum dibangun kembali.

Jika memenangi pemilu atau ikut dalam pemerintahan yang akan datang, PKB berjanji memperjuangkan agar pengelolaan anggaran pendidikan yang sangat besar itu betul-betul tepat sasaran. Menurut Marwan, anggaran riset harus ditingkatkan setidaknya bisa mencapai 1% dari PDB. Kemudian gaji guru dan dosen harus juga dinaikkan agar mereka bisa fokus dalam pekerjaan mereka.

Sementara, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR dari PKB, Anna Muawanah, menambahkan bahwa anggaran riset memang harus ditingkatkan agar kualitas pendidikan bisa ditingkatkan. Ia menyarankan supaya anggaran riset di kampus sebaiknya diambil dari anggaran pendidikan yang sudah mencapai 20% dari APBN itu.

Jadi dari nilai anggaran 20% itu, minimal 7,5%-nya digunakan untuk riset, 5% untuk pembangunan infrastruktur dan 10% untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guru dan dosen. Sementara sisanya bisa digunakan untuk kebutuhan lain. "Jadi anggaran itu harus digunakan secara efisien," ujarnya.

Partai PKB ini tampaknya paham betul ujung pakal masalahnya pada pengelolaan anggaran pendidikan yang jumbo. Nah, tinggal tunggu saja realisasi janji itu.

Noverius Laoli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×