Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Noverius Laoli
Dari sisi amenitas, Ia mengatakan saat ini di Danau Toba baru memiliki satu kawasan Lahan Zona Otorita Pariwisata Danau Toba seluas 386 hektare (ha) yang ada di bawah koordinasi Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT). Di kawasan tersebut telah dikembangkan amenitas nomadic tourism 'The Kaldera Toba Nomadic Escape'.
Baca Juga: Kementerian PUPR anggarkan Rp 2,4 triliun untuk bangun infrastruktur di Danau Toba
Rencananya, pada akhir tahun 2019 akan dilakukan groundbreaking hotel dan resort di area Danau dengan nilai investasi sebesar Rp 7 Triliun.
“Silakan, para Bupati yang punya kawasan segera disampaikan, bila lahan tersebut clean and clear seperti di Mandalika saya jamin investor akan datang,” kata Menpar Arief.
Menpar berharap para Bupati memiliki komitmen untuk sama-sama menjadikan pariwisata sebagai leading sector. Karena sudah terbukti bahwa pariwisata relatif lebih mudah, murah, dan cepat untuk menghasilkan devisa dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kementerian Pariwisata (Kempar) mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan asli daerah (PAD) di delapan kabupaten sekitar Danau Toba sebesar 79%. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan di sektor pariwisata.
Baca Juga: Presiden Jokowi ancam akan mencabut izin perusahaan yang mencemari Danau Toba
"Industri yang bergerak di bidang servis penghasilanya pasti tinggi, seperti Singapura dan Doha. Sektor Pertanian boleh, namun lebih bagus bila dikemas dengan pariwisata, tidak berdiri sendiri sebagai komoditas,” pungkas Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News