kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat nilai surplus neraca pembayaran kuartal IV-2018 mustahil


Jumat, 28 Desember 2018 / 16:26 WIB
Pengamat nilai surplus neraca pembayaran kuartal IV-2018 mustahil
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme Bank Indonesia terhadap Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV 2018  surplus sebesar US$ 4 miliar dinilai berlebihan. Pasalnya, defisit perdagangan pada kuartal IV masih cukup lebar, sehingga sulit untuk memperkirakan terjadi surplus pada neraca perdangangan di kuartal IV tahun ini.

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah mengatakan mustahil terjadi surplus perdangangan pada kuartal IV tahun ini. "Saya tidak yakin neraca pembayaran akan surplus di Desember. Saya perkirakan neraca pembayaran triwulan IV masih defisit," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/12).

Kendati aliran modal asing pada November 2018 mencapai US$ 7,9 miliar, serta ada tambahan obligasi global pemerintah sebesar US$ 3 miliar, Piter menilai, defisit neraca perdagangan pada kuartal IV sudah sangat besar.

"Dengan defisit neraca perdagangan November yang mencapai US$ 2,05 miliar, defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal IV saya perkirakan lebih besar dibanding kuartal I, II, dan III," jelasnya.

Tercatat CAD kuartal I, II dan III terus mengalami defisit masing-masing sebesar US$ 5,7 miliar, US$ 8 miliar dan US$ 8,8 miliar.

Piter bahkan memperkirakan CAD akan lebih tinggi dari US$ 10 miliar apabila neraca perdagangan pada Desember 2018 kembali defisit. Bila CAD melewati US$ 10 miliar, maka bisa dipastikan CAD 2018 akan lebih tinggi dari 3% produk domestik bruto (PDB).

Dia memperkirakan neraca perdagangan Desember defisit US$ 0,5 miliar hingga US$ 1 miliar.

Impor konsumsi diperkirakan memiliki potensi meningkat. Namun di sisi lain, impor migas bisa terus turun seiring turunnya harga minyak mentah. Demikian juga dengan impor barang modal dan bahan baku yang diharapkan melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×