kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.687   -25,00   -0,15%
  • IDX 8.513   -57,32   -0,67%
  • KOMPAS100 1.178   -9,53   -0,80%
  • LQ45 856   -7,65   -0,89%
  • ISSI 299   -0,97   -0,32%
  • IDX30 442   -4,71   -1,05%
  • IDXHIDIV20 512   -6,09   -1,17%
  • IDX80 133   -1,05   -0,79%
  • IDXV30 136   -0,64   -0,46%
  • IDXQ30 142   -1,47   -1,03%

Apindo: Satu Lowongan Kerja Diperebutkan 16 Orang


Selasa, 25 November 2025 / 12:41 WIB
Apindo: Satu Lowongan Kerja Diperebutkan 16 Orang
ILUSTRASI. Apindo soroti tantangan pekerjaan formal (decent work) di Indonesia dengan angka pengangguran Gen Z tinggi


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani menilai, tantangan terbesar bangsa saat ini bukanlah sekadar ketersediaan lapangan pekerjaan, melainkan keterbatasan lapangan pekerjaan formal alias decent work.

Shinta mengungkapkan, kebutuhan lapangan pekerjaan di Tanah Air tidak sebanding dengan penyediaannya. Dia menyebutkan, saat ini angkatan kerja baru mencapai 2 juta hingga 4 juta orang setiap tahun, sementara angka pengangguran di kisaran 7 juta hingga 9 juta orang per tahun.

Yang lebih mengkhawatirkan, kata dia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persaingan kerja pasca-pandemi melonjak tajam. Di mana, sebelum pandemi, satu lowongan pekerjaan diperebutkan oleh dua pencari kerja. Kini, satu posisi yang sama harus diperebutkan oleh 8 hingga 16 orang.

Baca Juga: Data MSI: Belanja Masyarakat Melanjutkan Tren Pertumbuhan Per 16 November 2025

"Makanya kalau kita lihat banyak sekali berita-berita itu kalau ada lowongan pekerjaan, ngantrinya sampai ribuan orang hanya untuk beberapa pekerjaan. Jadi ini menjadi satu kendala saat ini, yaitu tidak cukupnya lapangan pekerjaan," ujarnya dalam acara Indonesia Economic Outlook 2026 National Seminar, di Universitas Indonesia, Senin (24/11/2025).

Di samping itu, Shinta mencatat, 67% dari total pengangguran saat ini adalah Generasi Z (Gen Z) yang berusia 15 sampai 29 tahun, atau setara 4,9 juta penduduk.

Di sisi lain, kata dia, sektor informal terus bertambah hingga hampir 60%. Ini terjadi lantaran angkatan kerja yang tak tertampung di sektor formal beralih menjadi pekerja mandiri, seperti pengemudi ojek online, UMKM, atau pekerja lepas lainnya (gig workers).

Apindo mencatat jumlah pekerja mandiri atau key workers telah melonjak tajam hingga 31,5 juta orang, pada saat yang sama, peluang masuk ke sektor formal yang lebih stabil justru menyusut drastis.

"Ada sekitar 7,6 juta orang yang kehilangan peluang masuk ke sektor formal. Dan yang lebih ironis, pekerja keluarga atau yang tidak dibayar juga meningkat drastis, ada tambahan 7,3 juta orang," papar Shinta.

Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) Dapat 2 Gugatan PKPU, Ini Detailnya

Shinta mengkritik kalkulasi angka pengangguran Indonesia yang terlihat rendah. Menurutnya, hal itu disebabkan perhitungan BPS yang menganggap seseorang sudah bekerja jika mendapat penghasilan hanya dalam satu jam selama satu minggu.

"Artinya ada 7 juta pengangguran, 19 juta pekerja tidak dibayar, 31 juta pekerja mandiri, total 57 juta pekerja atau 180 juta jiwa jika kita hitung bersama keluarganya hidup dari pekerjaan yang rentang," pungkasnya.

Selanjutnya: Potensi Comeback Jack Ma ke Bisnis Teknologi Pasca Kunjungan ke Ant Group

Menarik Dibaca: 5 Penghuni Kripto Top Gainers 24 Jam, Kaspa yang Melejit 15% Salah Satunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×