Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Reformulasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) dari BI rate menjadi seven day repo rate (reverse) yang diumumkan pertengahan April lalu mulai menunjukkan dampaknya yang efektif.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, reformulasi tersebut mulai berdampak terhadap suku bunga deposito yang menurun rata-rata sebesar 57 basis points (bps). Tak hanya itu, reformulasi tersebut juga berdampak terhadap penurunan suku bunga kredit menurun 22 bps.
"Hal ini lebih baik dibanding bulan lalu, dan kami yakin ini karena transmisi kebijakan operasi moneter bisa dilakukan lebih efektif," kata Agus dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (19/5).
Sayangnya, reformulasi tersebut belum berdampak terhadap permintaan kredit. Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit pada kuartal pertama yang masih berada di bawah angka 8%.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selama ini pihaknya berupaya mendorong pertumbuhan kredit dari sisi penawaran dengan melakukan pelonggaran likuiditas melalui penurunan suku bunga dan kebijakan makroprudensial.
Namun menurutnya, dorongan dari sisi pernawaran kredit saja tidak cukup sehingga dorongan dari sisi permintaan kredit juga perlu dilakukan. Menurutnya, terkait sisi permintaan kredit diperlukan koordinasi dengan pemerintah.
Investasi bangunan naik dengan adanya stimulus fiskal. Ini untuk dorong permintan investasi swasa dan konsumsi yang lain. Ini perlu diperkuat agar permitaan kredit naik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
