kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Lagi, BI rate dan 7-day repo dipertahankan


Kamis, 19 Mei 2016 / 17:50 WIB
Lagi, BI rate dan 7-day repo dipertahankan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang berlangsung pada 18-19 Mei 2016 memutuskan untuk mempertahankan BI rate di level 6,75%. RDG juga memutuskan deposit facility di level 4,75% dan lending facility di level 7,25%.

Tak hanya itu, BI juga tetap mempertahankan BI seven day reverse repo rate di level 5,5%. Dengan demikian, struktur suku bunga tidak mengalami perubahan, yaitu untuk tujuh hari 5,5%, dua minggu 5,6%, satu bulan 5,8%, tiga bulan 6,2%, enam bulan 6,45%, sembilan bulan 6,6%, dan 12 bulan 6,75%.

"BI memandang stabilitas makro ekonomi masih terjaga, tecermin dari inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, current account deficit membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam siaran pers di kantornya, Kamis (19/5).

Agus melanjutkan, ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat pada 2016. Pemulihan ekonomi Amerika Serikat belum solid, konsumsi melemah, dan beberapa indikator ketenagakerjaan, dan rendahnya inflasi. Hal ni akan mendorong The Fed hati-hati dalam melakukan penyesuaian suku bunganya.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Eropa masih terbatas. Agus bilang, ekonomi ke depan masih terus tertekan sehingga berlanjutnya pelonggaran moneter di negara maju termasuk suku bunga negatif.

Sementara itu, ekonomi China mulai membaik mesti berisiko ditopang oleh konstruksi dan real estate. Untuk harga minyak dunia tetap rendah akibat tingginya pasokan di tengah permintaan yang masih lemah. Namun demikian, harga beberapa komoditas termasuk komoditas Indonesia membaik, seperti kelapa sawit, timah dan karet.

Ekonomi domestik, lanjut Agus lebih rendah dari perkiraan dan diperkirakan membaik di triwulan berikutnya. Rendahnya pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal pertama tahun ini terjadi karena terbatasnya konsumsi pemerintah dan investsi swasta di tengah akeselrasi belanja pemerintah.

Namun demikian, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) membaik, nilai tukar tetap terjaga dengan penguatan 3,96% year to date hingga Maret 2016 dan kembali menguat 0,05% hingga April 2016. Selain itu, inflasi juga rendah sebesar 3,6% year on year (YoY) pada bulan lalu dan diperkirakan berada sasaran inflasi 4% plus minus 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×