Reporter: Grace Olivia | Editor: Adinda Ade Mustami
Skema quantitative easing, menurut Piter, merupakan kebijakan yang paling ideal. Sebab, skema lain yang sudah ada dan dijalankan pemerintah seperti penerbitan SBN domestik maupun global, pinjaman bilateral atau multilateral, dinilainya memiliki banyak kelemahan di tengah upaya mengurangi dampak wabah virus corona Covid-19 .
Piter juga menilai, kebijakan penerbitan Recovery Bonds yang dibeli oleh BI nantinya tidak dapat dipandang sebagai fungsi lender of the last resort. Sebab fungsi itu adalah fungsi bank sentral ketika sistem perbankan mengalami kesulitan likuiditas akibat wabah virus corona Covid-19 .
Baca Juga: Pemerintah siapkan kebijakan untuk korban PHK akibat virus corona
"Praktik ini lebih dikenal sebagai quasi-fiskal, yaitu bank sentral membantu pemerintah dalam pembiayaan fiskal atau APBN," tandasnya.
Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menyoroti sejumlah risiko terkait wacana pemerintah mengurangi dampak wabah virus corona Covid-19 tersebut.
Baca Juga: Atasi corona, Badan Anggaran DPR rekomendasikan pemerintah terbitkan sejumlah perppu
Pertama, risiko lonjakan inflasi. "Kalau BI bisa membeli langsung SUN di pasar perdana, artinya BI menukarkan rupiahnya dengan surat utang sehingga jumlah uang beredar meningkat dan mendorong inflasi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News