kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia siapkan quantitative easing hadapi krisis akibat wabah virus corona


Kamis, 26 Maret 2020 / 22:15 WIB
Indonesia siapkan quantitative easing hadapi krisis akibat wabah virus corona
ILUSTRASI. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono saat memberikan keterangan pers terkait harga tiket pesawat, Senin (22/7). (Kontan/Lidya Yuniartha) Pemerintah Kaji Pembebasan Bea Masuk dan Pajak untuk Impor Suku Cadang Pesawat


Reporter: Grace Olivia | Editor: Adinda Ade Mustami

Skema quantitative easing, menurut Piter, merupakan kebijakan yang paling ideal. Sebab, skema lain yang sudah ada dan dijalankan pemerintah seperti penerbitan SBN domestik maupun global, pinjaman bilateral atau multilateral, dinilainya memiliki banyak kelemahan di tengah upaya mengurangi dampak wabah virus corona Covid-19 .

Piter juga menilai, kebijakan penerbitan Recovery Bonds yang dibeli oleh BI nantinya tidak dapat dipandang sebagai fungsi lender of the last resort. Sebab fungsi itu adalah fungsi bank sentral ketika sistem perbankan mengalami kesulitan likuiditas akibat wabah virus corona Covid-19 .

Baca Juga: Pemerintah siapkan kebijakan untuk korban PHK akibat virus corona

"Praktik ini lebih dikenal sebagai quasi-fiskal, yaitu bank sentral membantu pemerintah dalam pembiayaan fiskal atau APBN," tandasnya.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menyoroti sejumlah risiko terkait wacana pemerintah mengurangi dampak wabah virus corona Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Atasi corona, Badan Anggaran DPR rekomendasikan pemerintah terbitkan sejumlah perppu

Pertama, risiko lonjakan inflasi. "Kalau BI bisa membeli langsung SUN di pasar perdana, artinya BI menukarkan rupiahnya dengan surat utang sehingga jumlah uang beredar meningkat dan mendorong inflasi," tandasnya.

Kedua, risiko terjadinya penyalahgunaan atau moral hazard dalam pemanfaatan dana hasil penerbitan Recovery Bond tersebut oleh dunia usaha yang terkena dampak wabah virus corona Covid-19. Makanya, dibutuhkan sistem, mekanisme, dan standard prosedur yang sangat jelas dan ketat baik penerbitan maupun penyaluran ke dunia usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×