kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Pemerintah Pastikan Tetap Jaga Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah


Selasa, 12 Maret 2024 / 15:24 WIB
Pemerintah Pastikan Tetap Jaga Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah
ILUSTRASI. Pengunjung memilih produk pakaian di sebuah gerai pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (8/11/2022). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melihat bahwa upaya untuk menjaga daya beli akan menjadi kebijakan yang berkesinambungan.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Ferry Irawan menjelaskan, kebijakan tersebut tidak hanya berfokus kepada masyarakat kelas bawah sebagai bentuk menjaga pengeluaran di tengah ketidakpastian ekonomi.

Namun, pihaknya juga memastikan masyarakat kelas menengah juga mendapatkan perlakuan yang sama guna meningkatkan konsumsi.

"Akan tetapi juga memastikan masyarakat kelas menengah memiliki insentif untuk tetap meningkatkan konsumsi di tengah ketidakpastian ekonomi," ujar Ferry kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).

Baca Juga: Ini Kata Ekonom Soal Alasan Pemerintah Kerek PPN Jadi 12% pada Tahun 2025

Ia menyampaikan, stimulus untuk masyarakat kelas menengah tetap berjalan, seperti insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor perumahan serta sektor kendaraan bermotor khususnya kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dalam bentuk PPN DTP.

Sementara untuk masyarakat kelas bawah, penyaluran bansos reguler tetap dilakukan sesuai perencanaan maupun bantuan pangan beras yang disalurkan Januari hingga Maret 2024 dan dapat diperpanjang dari April sampai Juni 2024 dengan catatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih memungkinkan.

"Kita harapkan mampu menahan transmisi adanya gejolak harga terhadap potensi kenaikan angka kemiskinan," katanya.

Sementara itu, Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky menilai bahwa pemberian bantuan sosial (bansos) perlu terus dilanjutkan mengingat daya beli masyarakat yang semakin menurun.

Rifky bilang, untuk kelas menengah memang bukan target penerima bansos dan juga pemerintah tidak bisa memberikan subsidi secara spesifik lantaran bukan termasuk masyarakat miskin dan rentan.

Baca Juga: Tabungan Masyarakat Kelompok Bawah Terkuras Kenaikan Harga dan Inflasi

Namun, yang pemerintah perlu lakukan adalah mendorong peningkatan produktivitas masyarakat kelas menengah dengan penciptaan lapangan kerja maupun peningkatan daya saing industri.

"Sehingga bentuknya bukan transfer langsung seperti masyarakat miskin dan rentan," terang Riefky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×