Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kenaikan harga pangan dan dampak El Nino yang berpotensi berlanjut pada tahun depan dikhawatirkan akan menekan daya beli masyarakat dan mengerek laju inflasi.
Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Kurniawati Yuli Ashari memperkirakan, inflasi pada tahun depan masih akan dalam rentang target yang ditetapkan.
Hanya saja, pada kuartal I-2024 nanti dirinya melihat ada kenaikan inflasi yang cukup tinggi sebesar 3,1% year on year (YoY) lantaran efek seasonal mendekati hari besar keagamaan nasional (HKBN).
"Karena Lebaran tahun 2024 itu di bulan April awal, sehingga inflasi di kuartal I-2024 kami perkirakan cukup tinggi di sekitar 3,1% YoY," ujar Nia kepada Kontan.co.id, Kamis (28/12).
Baca Juga: Inflasi Diperkirakan Naik Mulai Pertengahan Hingga Akhir Tahun 2024, Ini Penyebabnya
Ia menyebut, risiko imported inflation juga masih akan membayangi selama periode kuartal I-2024. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) memperkuat langkah pro stability untuk kebijakan moneternya guna menjaga stabilitas nilai tukar dan memitigasi risiko imported inflation.
Selain itu, dari dalam negeri, stok pangan juga perlu dijaga melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Lalu larangan ekspor komoditas pangan yang semakin marak terjadi akhir-akhir ini dari negara lain karena iklim yang memanas juga patut diantisipasi oleh pemerintah. Secara bertahap, penguatan sektor pertanian domestik perlu terus dilakukan," katanya.
Kendati begitu, dirinya menduga daya beli masyarakat masih akan tetap terjaga pada tahun depan. Hal ini dikarenakan, meski ada potensi kenaikan di komponen bergejolak (volatile food) namun secara umum inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun depan masih rendah.
Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky melihat ada kenaikan angka inflasi pada kuartal I-2024 menjadi di kisaran 3,2% hingga 3,5% year on year (YoY) seiring masih berlanjutnya fenomena El Nino.
Baca Juga: Inflasi 2023 Diperkirakan Turun Jadi 2,81%, Terseret Harga Energi Global
"Yang perlu diwaspadai sebetulnya dampak lanjutan dari El Nino," kata Riefky.
Namun ia melihat daya beli masyarakat masih akan terjaga pada tahun depan dengan catatan inflasi juga ikut terjaga.
"Kalau UMP mungkin bukan faktor utama, lebih dipengaruhi inflasi. Tapi daya beli nampaknya masih terjaga," terangnya.
Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi di tahun depan akan berada dalam kisaran target yang baru ditetapkan sebesar 1,5% hingga 3,5% YoY. Namun, dirinya meminta untuk berhati-hati terhadap potensi dampak El Nino yang berkepanjangan serta penerapan cukai untuk plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).
Berdasarkan hitungannya, tingkat inflasi diperkirakan akan menunjukkan peningkatan yang moderat dari perkiraan 2,81% YoY pada akhir 2023 menjadi 3,17% YoY pada akhir 2024.
"Meskipun ada kenaikan, angka yang diperkirakan masih berada dalam kisaran target, sehingga memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan, terutama pada paruh kedua tahun 2024," terang Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News