kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Optimistis Pendapatan Negara Tahun 2022 Lewati Target


Kamis, 13 Oktober 2022 / 19:18 WIB
Pemerintah Optimistis Pendapatan Negara Tahun 2022 Lewati Target
ILUSTRASI. Pemerintah optimistis target pendapatan negara yang ditetapkan pada tahun ini bisa tercapai. KONTAN/Fransiskus Simbolon/


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia patut berbangga, pasalnya pendapatan negara pada semester I-2022 menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Pendapatan negara Indonesia pada periode tersebut berhasil tumbuh 50,7% atau mencapai Rp 1.317,2 triliun.

Hal ini membuat pendapatan negara Indonesia semester I-2022 menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN. Bahkan jika dibandingkan, negara ASEAN lainnya tidak berhasil tumbuh di atas 30%, seperti negara Malaysia yang hanya tumbuh 16,8%, Vietnam tumbuh 18,9%, Filipina tumbuh 26,5% dan Thailand yang justru mengalami penurunan dikarenakan hanya tumbuh 0,6%.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal mengatakan, dengan pencapaian yang baik di semester I-2022, dirinya optimistis target pendapatan negara yang ditetapkan pada tahun ini bisa tercapai.

Baca Juga: Pertumbuhan Pendapatan Negara RI Tertinggi di Asia Tenggara

Bahkan untuk penerimaan pajak yang diperkirakan tahun ini sebesar Rp 1.485 triliun akan tercapai dan diperkirakan akan melewati target.

"Untuk Direktorat Jenderal Pajak, target sebesar Rp 1.485 triliun insyaallah dapat dilewati. Ibu Menkeu (Sri Mulyani) pernah menyampaikan bahwa penerimaan pajak berpotensi untuk mencapai Rp 1.608 triliun," ujar Yon kepada Kontan.co.id, Kamis (13/10).

Dihubungi terpisah, Plt.Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Badan Kebijakan Fisal (BKF) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo menyampaikan, pendapatan negara yang tumbuh signifikan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti pemulihan ekonomi nasional yang semakin menguat, tingginya harga komoditas energi dan pangan, buah reformasi perpajakan, hingga insentif perpajakan yang diberikan pada tahun 2020 tidak dilanjutkan lagi saat ini.

Wahyu memperkirakan, kenaikan harga komoditas yang mulai mereda walaupun masih volatile akan mempengaruhi kinerja pendapatan negara di tahun depan, sehingga pendapatan negara akan menghadapi moderasi harga komoditas.

Baca Juga: Ekonomi Global Kian Suram, Luhut Pastikan Indonesia Tidak Masuk 28 Daftar Pasien IMF

Untuk itu, apabila ingin menjaga pencapaian pendapatan tersebut, Wahyu bilang perlu upaya dalam menjaga agar reformasi perpajakan atau Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dapat berjalan efektif. Meski begitu, dirinya masih optimistis bahwa penerimaan negara di tahun depan bisa tercapai.

"Ya sesuai pesan kunci APBN 2023 pemerintah optimistis namun tetap waspada untuk antisipasi ketidakpastian," tutur Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (13/10). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×