Reporter: Adinda Ade Mustami, Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Myrdal juga menekankan potensi penerbitan obligasi hijau atau green bonds sebagai langkah strategis yang dapat mendongkrak pembiayaan pemerintah.
Selain itu, ia berharap pemerintah juga memperluas penerbitan obligasi berbasis syariah, dengan pasar yang lebih luas tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara dengan pasar syariah yang besar seperti Malaysia dan Timur Tengah.
Lebih lanjut, Myrdal berharap penerbitan obligasi global, seperti obligasi samurai yang berbasis Yen, akan tetap dilanjutkan pada tahun depan.
Baca Juga: BI Pastikan Stok Dolar AS di Dalam Negeri Aman untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Myrdal juga optimis terhadap prospek penerbitan obligasi pemerintah, meskipun ada potensi tekanan dari faktor global, terutama perang dagang. Namun, dia meyakini bahwa aktivitas ekonomi Indonesia yang berbasis domestik akan tetap mendukung pertumbuhan yang positif.
"Jangan lupa tahun depan itu kita masih berharap akan ada ruang penurunan suku bunga," katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa pemerintah juga tetap menjaga arus keuangan dalam negeri melalui penerbitan utang secara reguler setiap dua minggu melalui mekanisme lelang.
"Di dalam negeri kita mengissue utang setiap dua minggu, itu reguler lelang. Reguler lelang yang kita lakukan setiap dua minggu kita liat apatite dan volumenya," kata Sri Mulyani belum lama ini.
Baca Juga: Beban Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat, Ini Pemicunya
Sri Mulyani juga menekankan bahwa stabilitas dan kredibilitas APBN menjadi kunci dalam mempertahankan minat pasar terhadap instrumen utang negara.
Selanjutnya: Orang Dekat Prabowo Beberkan Usulan Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Saja?
Menarik Dibaca: Alternatif Membuat Tren Spotify Wrapped 2024 Menggunakan Media Sosial Lain
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News